Wednesday, September 16, 2015

ASI berhenti tiba-tiba,,,


bunda-bunda sekalian,,, mo tanya donk....

4bulan lalu aku melahirkan & selama 3 bulan aku menyusui bayiku... tapi sesudah 3bulan tepatnya sesudah aku kerja bayiku dah gak mau nyusu lagi sama aku maunya pake botol aja... tapi aku siasatin untuk di pompa... tapi koq lama2 asinya sedikit ya produksinya... bahkan dah beberapa hari ini gak keluar sama sekali... apa masih bisa di stimulus agar asi ku banyak lagi??? ada punya pengalaman kayak gini gak??? please :plis: infonya... soalnya aku masih pingin banget kasih asi buat bayiku :

Kalau artikel diatas bermanfaat, lebih baik kita berlangganan di bawah ini

Tuesday, September 15, 2015

Bahaya mi Instan bagi bayi ?


Pihak Kepolissian sekali lagi berhasil mengegerebek pabrik mi beromzet besar & sudah beroperasi puluhan tahun kebisaan menggunakan bahan pengawet Formalin & perwarna berbahaya dalam kandungan mi produksinya. Mungkin saja banyak home industri lainnya harus lebih diawasi & dimonitor ketat tentang penggunaan bahan pengawet berbahaya ini bisa menekan ongkos produksi tetapi sangat berbahaya bagi masyarakat. Faktanya masyarakat justru tidak pernah kawatir bahaya mengancam ini. Tetapi uniknya justru masyarakat sangat fobi & takut bahaya mi instan buatan pabrik ternama sudah dijamin keamanannya oleh BPOM (Balai Pengawasan Obat & makanan).

Sampai ketika ini para orang tua bahkan sebagian dokter masih kawatir & takut akan bahaya mi instan. Padahal berkali-kali BPOM mengatakan bahwa mi instan dijamin aman, pengawetnya aman & tidak berbahaya dikonsumsi dalam jumlah tertentu atau kewajaran. TetapInilah keunikan klasik masyarakat Indonesia, masyarakat sangat fobi mi instans kemasan sudah berstandard Internasional tetapi tidak kawatir mi produksi lain berupa mi tradisonal & mi kemasan “home product” lainnya masih tidak diketahui jenis & jumlah bahan pengawetnya.

Makanan favorit masyarakat ini selalu saja setiap waktu dihantui ketakutan berlebihan. Tampaknya bukan kali ini saja penggemar mi instant dicekam berita mengkawatirkan. Meski berkali-kali ba& POM menjelaskan bahwa mi instant aman, tetapi seperti sebelumnya berbagai berita tidak jelas tetap sering dituding bahwa mi instan mengandung lilin, menyebabkan operasi pemotongan usus & berbagai hal menyeramkan lainnya. Anehnya, orangtua tampaknya tetap merasa aman mi industri lain juga banyak dikonsumsi untuk rumah makan, restoran & penjaja mi goreng keliling. Padahal produk mi instant diawasi ketat melalui standarissi internasional ditetapkan Codex Alimentarius Commission (CAC), sedangkan produk lainnya tersebut belum tentu mengikuti standarisasi ketat.

Justru mi buatan “home industry” dijual di pinggir jalan, di pasar tradisional atau bahkan dijual di super market ketika ini tidak ada tahu jumlah & jenis bahan pengawetnya. Apakah berbhaya atau tidak ? Padahal faktanya sudah banyak dijumpai agar mi bisa bertahan lama seringkali dicampur pengawet makanan berbahaya seperti borax atau formalin. Bahkan sudah sering disaksikan di media masa petugas kepolisian menggerebek “home Industri” pembuat mi menggunakan bahan berbahaya. Padahal pabrik tersebut sudah puluhan tahun beroperasi & mempruduksi sangat bannmyak mi dikonsumsi oleh banyak masyarakat tidak disadari. Belum lagi zat warna digunakan ketika ini tidak ada mengetahui apakah jkenisnya berbaya atau tidak. Justru zat warna kuning terang itu biasanya menggunaklan zat warna berbahaya. Sekali lagimasyarakat tidak pernah trauma bahkan sangat lahap makan mi seperti itu tetapi sebaliknya masyarakat sangat trauma mi instan. Padahal mi instan tertentu sudah berstandard Internasional selalu menerapkan prinsip aman dalam berproduksi. Sehingga jelas tahu komposisi kandanungan bahan digunakan & dijamin aman karena sudah diirekomendasikan oleh instansi tertentu berwenang & kredibel.

Bahan Pengawet

Sebenarnya penggunaan pengawet makanan dalam industri makanan adalah hal biasa. Bisa dikatakan hampir 90% industri makanan kemasan tidak terlepas dalam penggunaan bahan pengawet. Bahkan penggunaan bahan pengawet makanan berbagai industri makanan tidak mencantumkan label BPOM mungkin justru malah lebih menyeramkan. Tetapi bila isu ini mengusik keamanan mi instant akan semakin menghebohkan karena mi instant adalah merupakan salah satu makanan instant paling banyak dikonsumsi.

Penggunaan mi instan pada usia bayi cukup tinggi. Karena sekitar 30% bayi usia di bawah 9 – 12 tahun mengalami gangguan mengunyah & menelan. Pada kelompok bayi seperti ini seringkali mengalami pilih-pilih makanan. Biasanya bayi-bayi tidak menyukai makanan sulit dikunyah & ditelan seperti makanan berserat keras seperti sayur, daging sapi & nasi. Sebaliknya makanan tidak berserat seperti mi, telor, nugget , biskuit, krupuk & makanan crispy lainnya lebih banyak digemari. Hal inilah tampaknya mendasari mengapa pada bayi-bayi lebih sering mengkonsumsi mi.

BPOM sudah mengumumkan bahwa memang mi instan seperti Sarimi, Indomie atau Mi Sedap beberapa hal memakai bahan pengawet methyl p-hydroxybenzoate & benzoic acid. Sebenanrnya bahan pengewet tersebut sebenarnya masih aman & diperbolehkan digunakan dalam kadar tertentu. Dalam industri makanan modern ketika ini diperlukan penggunaan teknologi pengawetan pangan untuk membuat makanan menjadi tahan lama & tetap berkualitas, Salah satu dari beberapa teknik pengawetan pangan adalah memberikan bahan tambahan pangan (BTP) untuk pengawetan, hal ini dilakukan menambahkan suatu bahan kimia tertentu jumlah tertentu diketahui memiliki efek mengawetkan & aman untuk dikonsumsi manusia.

Berbagai manfaat teknologi pengawetan pangan tersebut bertujuan untuk mempertahankan konsistensi produk, meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi, mempertahankan kelezatan & kesehatan (wholesomeness) pangan. Pengawet menahan kerusakan pangan disebabkan oleh kapang, bakteria, fungi atau khamir. Kontaminasi bakteria bisa menyebabkan penyakit dibawa makanan (food born illness) termasuk botulism membahayakan kehidupan & untuk menguatkan rasa atau menbisakan warna diinginkan. Makanan dalam kemasan dirancang agar bisa bertahan lebih lama. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan pengawet agar makanan tersebut tidak busuk atau jamuran atau berubah sifat, warna, rasa, bau. Cara kerja bahan pengawet terbagi menjadi dua, yaitu sebagai antimikroba & sebagai antioksidan. Sebagai antimikroba artinya menghambat pertumbuhan kuman & sebagai antioksi& maksudnya mencegah terjadinya oksidasi terhadap makanan sehingga tidak berubah sifat, contohnya mencegah makanan berbau tengik.

Jenis & jumlah pengawet diijinkan untuk digunakan telah dikaji keamanannya. Indonesia menganut Standarisasi internasional ditetapkan Codex Alimentarius Commission (CAC). Forum CAC (Codex Alimentarius Commission) merupakan organisasi perumus standar internasional untuk bidang pangan. Berbagai produk & industri makanan ada dsi Indonesia harus dibuat berdasarkan CODEX Alimentarius Commission, ba& standar makanan internasional. Menurut Permenkes No.722/1988, bahan pengawet diizinkan digunakan dalam makanan dalam kadar tertentu adalah Asam Benzoat, Asam Propionat. Asam Sorbat, Belerang Dioksida, Metil p-Hidroksi Benzoat, Kalium Benzoat, Kalium Bisulfit, Kalium Meta Bisulfit, Kalium Nitrat, Kalium Nitrit, Kalium Propionat, Kalium Sorbat, Kalium Sulfit, Kalsium Benzoit, Kalsium Propionat, Kalsium Sorbat, Natrium Benzoat, Metil-p-hidroksi Benzoit, Natrium Bisulfit, Natrium Metabisulfit, Natrium Nitrat, Natrium Nitrit, Natrium Propionat, Natrium Sulfit, Nisin & Propil-p-hidroksi-benzoit.

Salah satu bahan tambahan diatur adalah nipagin (methyl p-hydroxybenzoate) berfungsi sebagai pengawet batas maksimum penggunaan. Selain Nipagin, ada beberapa jenis pengawet lain diizinkan BPOM untuk digunakan dalam mie instan misalnya asam benzoat & propeonat. Methylparaben nama tehnisnya Methyl p-hydroxybenzoate (disebut juga Methyl parahydroxybenzoate) dalam makanan instant & makanan lainnya.

Untuk makanan seperti mie instan, asalkan tidak melebihkan kadar maksimum ditentukan Ba& POM, yakni 250 mg per kg. Di setiap Negara batas maksimum pemakaian Nipagin berbeda seperti Amerika Serikat, Kanada & Singapura, kadar maksimum Nipagin itu 1.000 mg per kg. di Hongkong 550 mg per kg. Penentuan batas keamanan sangat bervariatif tersebut karena sampai ketika ini belum ada data dasar & data ilmiah mendasari penentuannya. Data dasar & data ilmiah tersebut bila ada akan sangat berbeda dalam setiap negara. Pola konsumsi mi instant masyarakat tiap negara berbeda. Misal di Negara Amerika konsusumsinya hanya sekali dalam seminggu atau dua minggu. Sedangkan di Indonesia mengkonsumsi mie instant bisa jadi setiap hari sekali. Tentu saja kalau standarnya sama maka di Indonesia rakyatnya mengkonsumsi 5-20 kali dibandingkan mereka. Taiwan & Hongkong serta negeri Cina barangkali harus lebih ketat memberlakukan pembatasan penggunaan bahan pengawet tersebut dibanding Indonesia. Karena mie merupakan makanan pokok, sehingga secara akumulatif jumlah dikonsumsi akan sangat besar.

Waspadai Pada Bayi

Sebagai manusia modern di masa depan tidak akan pernah terlepas dari pengaruh bahan kimia merugikan bagi organisme hidup. Bahan kimia tersebut dalam jumlah & jenis tertentu akan saling berinteraksi suatu cara-cara tertentu untuk menimbulkan respon pada sistem biologi bisa menimbulkan kerusakan pada sistem biologi tersebut. Salah satu unsur toksikologi adalah agen-agen kimia atau fisika mampu menimbulkan respon pada sistem biologi. Selanjutnya cara-cara pemaparan merupakan unsur lain turut menentukan timbulnya efek-efek tidak diinginkan ini. Tetapi mekanisme tubuh sudah demikian sempurna. Berbagai zat berbahaya tersebut dalam jumlah tertentu bisa dibuang ke luar tubuh manusia melalui organ hati sebagai alat detoksifikasi tubuh manusia.

Bahaya bahan paparan bahan makanan tersebut sangat tergantung dari jenis bahan, jumlah paparan & kondisi setiap individu. Dalam jumlah tertentu & bahan tertentu tubuh masih bisa mentolerir. Tetapi pertanyaannya seberapa banyak jumlah tertentu tersebut aman bisa dikonsumsi. Hal ini sulit dijawab karena banyak faktor berpengaruh & belum ada data ilmiah menunjukkan efek samping jangka panjang bahan pengawet tersebut. Sehingga rekomendasi untuk tidak mengkonsumsi mi instan berlebihanpun selalu dikemukakan. Hal ini wajar terjadi karena berbagai konsumsi makanan lainnya pun selalu ada batas toleransi jumlah harus dikonsumsi seperti alkohol, kopi, atau makanan tertentu lainnya. Dalam jumlah berlebihan makanan tertentu akan mengganggu tubuh manusia.

Kondisi tubuh setiap individu juga sangat berpengaruh. Pada manusia sehat pada umumnya mungkin zat pengawet tersebut tidak terlalu berdampak karena sistem tubuh baik bisa mengeliminasi & mengeluarkan zat kimia tersebut dalam tubuh. Tetapi pada penderita tertentu khususnya usia bayi, sistem tubuhnya tidak berjalan sempurna, sehingga zat kimia tersebut sulit dibuang dari tubuh & akan tersimpan & menganggu fungsi tubuh lainnya. Hal ini harus diwaspai pada usia bayi gangguan saluran cerna seperti Hipermeabilitas Intestinal atau dikenal Leaky Gut Syndrome. Gangguan hipersensitifitas saluiran cerna ini biasanya terjadi pada penderita alergi makanan, seliak, intoleransi makanan, penderita Autism, ADHD & berbagai penderita gangguan metabolisme lainnya. Pada gangguan hipersensitifitas saluran cerna tersebut terjadi ketidak matangan saluran cerna. Secara mekanik integritas mukosa usus & peristaltik merupakan pelindung masuknya benda asing ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung & enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat asing tersebut. Secara imunologik sIgA pada permukaan mukosa & limfosit pada lamina propia bisa menangkal benda berbahaya masuk ke dalam tubuh. Pada usus imatur sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah & gagal berfungsi sehingga memudahkan alergen, virus, bakteri berbagai bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh. pertambahan usia, ketidakmatangan saluran cerna tersebut semakin membaik. Pada penderita seperti ini sebaiknya harus lebih mewaspadai penggunaan bahan pengawet termasuk mi instan. Gejala gangguan hipersensitifitas saluran cerna harus diwaspadai adalah gangguan sulit buang air besar berupa sulit buang air besar atau sering buang air besar. Suliut buang air besar biasanyaa ditandai berak sering bulat seperti kotoran kambing, keras, negeden, warna hijau atau hitam & berbau taja,. Sedangkan sering buang air besar biasanya berak 3 kali atau lebih dalam sehari atau berak di celana. Gejala saluran cerna lainnya adalah mudah muntah, nyeri perut, mulut berbau, sering kembung, sering buang angin, air liur berlebihan, lidah sering kotor & putih & berbagai gejala lainnya.

Berbagai berita menghebohkan tersebut sebenarnya bila dikaji fakta ilmiah ada tidak seperti dikawatirkan. Bahaya & efek samping bagi tubuh akibat pengaruh methyl p-hydroxybenzoate & benzoic acid bagi tubuh secara jangka panjang sampai ketika ini masih belum diketahui secara pasti. Beberapa opini menybutkan bahwa mi instan menyebabkan pemotongan usus, penyebab kanker & berbagai hal menyeramkan lainnya tersebut sampai sekarang juga masih belum ada bukti ilmiah menyebutkannya. Kalaupun opini tersebut muncul mungkin saja hanya berdasarkan hipotesa beberapa klinisi belum terbukti. Hanya terbisa laporan ilmiah bawa konsumsi berlebihan bisa mengganggu lambung. Fenomena ini juga terjadi pada fobia pada MSG (monosodium glutamate). Ternyata ketakutan pada MSG juga sampai 100 tahun penggunaannya di dunia hingga sekarang tidak ada bukti ilmiah menunjukkan bahwa MSG berbahaya bagi tubuh.

Ba& Pengawas Obat & Makanan AS (Food and Drug Administration (FDA) menggolongkan Methylparaben dalam kategori Generally Recognized as Safe (GRAS). Artinya, bahan kimia ini bisa & aman untuk digunakan pada sebagian besar produk makanan. Sebagai pengawet makanan, Methylparaben memiliki keunggulan dibanding pengawet lain yaitu lebih mudah larut air. Oleh karenanya, senyawa ini sering dipakai karena dinilai lebih aman ketika terlibat kontak cairan. Kelebihan lainnya, Methylparaben tidak hanya mencegah pertumbuhan bakteri pada makanan instan & awetan. Lebih dari itu, senyawa ini juga bisa membantu menjaga kestabilan rasa sehingga makanan bisa disimpan dalam waktu lebih lama. Di dalam tubuh, senyawa ini juga relatif aman karena mudah dimetabolisme. Karena mudah diserap, baik melalui saluran pencernaan maupun kulit, senyawa ini juga lebih cepat dikeluarkan dari dalam tubuh.

Bahan pengawet berbahaya ini justru tampak lebih beresiko sering dijumpai pada mi buatan home industri karena pengawasan & monitoring sangat lemah dari pihak berwenang. Pengawet berbahaya seperti formalin mengancam di sekitar masyarakat justru kesannya sangat diabaikan. Jika kandungan formalin dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel & menyebabkan kematian sel menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Formalin merupakan zat bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Beberapa penelitian terhadap tikus & anjing pemberian formalin dalam dosis tertentu jangka panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna seperti adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus & adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus & cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan.

Ciri mi berbahan pengawet berbahaya & bahan pewarna berbahaya adalah biasanya mi tampak berwarna kuning terang, kenyal & keras & awet sampai beberapa hari. Sebakliknya mi tanpa bahan pengawet berbahaya biasanya justru warnanya tidak menarik, pucat, lembek & lunak.

Bagaimana menyikapinya

Berbagai berita menghebohkan tersebut merupakan suatu peringatan bagi manusia modern bahwa ternyata banyak paparan bahan kimia di sekitar harus diwaspadai. Sebenarnya kewaspadaan ini justru bukan pada mi instan tetapi berbagai paparan bahan kimia lain lebih berbahaya & tidak terlihat mengancam kita tanpa disadari justru terbisa pada mi home industri lainnya. Berbagai produk mi lain atau bahan makanan lain tidak masuk standar SNI justru harus menjadi perhatian masyarakat. Karena, kandungan jenis & kadar pengawetnya justru tidak diketahui secara pasti.

Manusia modern tidak akan terlepas dari paparan bahan kimia tersebut dalam berbagai jenis makanannya. Selama jumlah & jenis bahan kimia tersebut tidak berbahaya & bisa ditoleransi oleh tubuh maka kekwatiran berlebihan tersebut seharusnya tidak terjadi. Meski data ilmiah belum ada bukti menunjukkan bahaya methyl p-hydroxybenzoate & benzoic acid dikatakan aman tersebut bukan berarti tidak ada bahaya jangka panjang hanya belum diketahui. Karena keterbatasan data ilmiah tersebut maka sulit menentukan batasan dosis berbahaya boleh dikonsumsi bagi manusia.

Justru karena hal tersebut paling tidak masyarakat bisa menjadikan pelajaran dalam kasus ini. Bahwa meski bahaya mengancam tersebut masih belum kelihatan nyata secara fakta ilmiah tetapi perilaku konsumsi makanan “back to nature” adalah paling aman & ideal bagi kesehatan tubuh. Mi instan dikenal enak, praktis & murah sulit untuk dilepaskan dari kebiasaan konsumsi bayi-bayi. Berdasarkan fakta ilmiah ada juga bukan berarti bahwa harus menghindari konsumsi mi instan. Karena sejauh ini masih belum ada bukti ilmiah bahaya pengawet tersebut dalam jangka panjang. Tetapi sebaiknya berbagai lembaga terkait seperti BPOM, lembaga konsumen atau institusi ilmiah untuk melakukan prioritas penelitian terhadap dampak mi instan bagi tubuh manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang khususnya terhadap usia bayi. Sebaiknya orangtua harus sangat selektif dalam membeli makanan instan. Pembelian makanan instan sebaiknya harus dipilih mencantumkan label ijin BPOM. data tersebut pihak berwenang dalam hal ini BPOM bisa menentukan pasti batas keamanan suatu bahan pengawet digunakan. Bila hal itu dilakukan maka bayi-bayi penggemar mi instan bisa melahap kenikmatan instan tanpa harus dihantui kecemasan pada orangtuanya. Meski pengawet dalam mi instan dalam jumlah tertentu aman, tetapi bila sering konsumsi dalam jumlah besar atau jangka panjang sebaiknya lebih sering tanpa memakai bumbu dalam mi tersebut. Karena justru pengawetnya ada pada bumbu terkandung bukan dalam bahan minya. Jadi sebaiknya orangtua memakai bumbu bawang merah, bawang putih & garam. Jadi tampaknya kekawatiran masyarakat selama ini salah alamat harusnya bisa dikoreksi & lebih dicermati lagi.

dr Widodo Judarwanto SpA

Kalau artikel diatas bermanfaat, lebih baik kita berlangganan di bawah ini

Sunday, May 2, 2010

Tips beternak Jangkrik

Dewasa ini pada masa krisis ekonomi di Indonesia, budidaya jangkrik (Liogryllus Bimaculatus) sangat gencar, begitu juga dengan seminar-seminar yang diadakan dibanyak kota. Kegiatan ini banyak dilakukan mengingat waktu yang dibutuhkan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2-4 minggu. Sedangkan untuk produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2-3 bulan.

Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi lebih dari 500 butir telur.

Penyebaran jangkrik di Indonesia adalah merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat tergantung untuk mengkonsumsi jangkrik yang berasal dari alam, lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota-kota dipulau jawa.


Telah diutarakan didepan bahwa untuk sementara ini, sentra peternakan jangkrik adalah dikota-kota besar dipulau jawa karena kebutuhan dari jangkrik sangat banyak. Sedangkan diluar pulau jawa sementara ini masih banyak didapatkan dari alam, sehingga belum banyak peternakan-peternakan jangkrik.

Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus wipositor-nya lebih pendek disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung, serta penampilannya yang tenang.

Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau seperti poksay, kacer dan hwambie serta untuk pakan ikan, baik juga untuk pertumbuhan udang dan lele dalam bentuk tepung.

LOKASI
1. Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik.
2. Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain sebagainya.
3. Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Menurut Farry, 1999, ternak jangkrik merupakan jenis usaha yang jika tidak direncanakan dengan matang, akan sangat merugikan usaha. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu penyusunan jadwal kegiatan, menentukan struktur organisasi, menentukan spesifikasi pekerjaan, menetapkan fasilitas fisik, merencanakan metoda pendekatan pasar, menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

Karena jangkrik biasa melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran. Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang. Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang baku. Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang.

Menurut hasil pemantauan dilapangan dan pengalaman. peternak, bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.
2. Pembibitan
1. 1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif.
Adapun ciri-ciri indukan, induk betina, dan induk jantan yang adalah sebagai berikut:
a. Indukan:
sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap.
§
kedua kaki belakangnya masih lengkap.
§
bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.
§
badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap.
§
pilihlah induk yang besar.
§
dangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.
§
b. Induk jantan:
selalu mengeluarkan suara mengerik.
§
permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.
§
tidak mempunyai ovipositor di ekor.
§
Induk betina:
§
tidak mengerik.
§
permukaan punggung atau sayap halus.
§
ada ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur.
§
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.
3. Sistem Pemuliabiakan
Sampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.
4. Reproduksi dan Perkawinan
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin.
Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu.
Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagiab dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).Selain peneluran secara alami, dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi kekurangannya ialah telur tidak merata matangnya (daya tetas).
5. Proses kelahiran
Sebelum penetasan telur sebaiknya terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.
3. Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Untuk mencegah gangguan hama, maka kandang diberi kaki dan setiap kaki masing-masing dimasukkan kedalam kaleng yang berisi air.
2. Pengontrolan Penyakit
Untuk pembesaran jangkrikn dipilih jangkrik yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar jangan sampai ada yang berjamur karena dapat menjadi sarang penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang basah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
3. Perawatan Ternak
Perawatan jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi yang cukup agar tidak saling makan (kanibal).
4. Pemberian Pakan
Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat darikacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun karena kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.
5. Pemeliharaan Kandang
Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai masuk kedalam kandang.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1. Penyakit, Hama dan Penyebabnya
Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yang serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yang menempel di daun. Sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cicak, katak dan ular.
2. Pencegahan Serangan Hama dan Penyakit
Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan dan daun tempat berlindung yang tercemar jamur harus dibuang. Hama pengganggu jangkrik dapat diatasi dengan membuat dengan membuat kaleng yang berisi air, minyak tanah atau mengoleskan gemuk pada kaki kandang.
3. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Untuk saat ini karena hama dan penyakit dapat diatasi secara prefentif, maka penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.
8. PANEN
1. Hasil Utama
Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.
2. Penangkapan
Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur yang kemudian untuk diperjual belikan. Sedangkan untuk jangkrik dewasa umur 40-55 hari atau 55-70 hari dimana tubuhnya baru mulai tumbuh sayap, ditangkap dengan menggunakan tangan dan dimasukkan ketempat penampungan untuk dijual.

Tuesday, November 11, 2008

Cara memelihara angsa di halaman rumah 

Orang yang memelihara angsa sekarang ini sudah jarang kita temui. Padahal tanpa makanan yang khusus, angsa dapat berkembang biak dengan lebih baik dibandingkan kebanyakan unggas lainnya. Angsa tergolong sangat bandel dan relatif mudah tumbuh menjadi besar. Mereka lebih tahan terhadap penyakit dan hampir tidak memerlukan obat-obatan. 

Satu hal yang barangkali meragukan, yaitu tentang air. Orang sering disodorkan foto angsa di atas air sehingga berkonotasi bahwa angsa dan air tidak dapat dipisahkan. Sebenarnya tidak demikian, bahkan sebaliknya lumpur dapat menimbulkan penyakit pada angsa. Angsa jelas dapat menjadi ternak peliharaan yang baik di pekarangan rumah. 

Pemilihan bibit 
Pertama-tama yang harus ditentukan adalah pemilihan bibit angsa. Memilih bibit tergantung dari tujuan pemeliharaannya. Bila untuk sekedar hobby maka akan banyak pilihan karena sifatnya kesukaan pribadi. Sedangkan untuk keperluan memproduksi daging atau telur, pilihan menjadi agak terbatas karena harus memperhitungkan faktor ekonomis yaitu ongkos produksi harus lebih rendah dari harga jual. Mengkalkulasi ongkos produksi sudah barang tentu bukan pekerjaan mudah bagi seorang pemula. Barangkali salah satu cara untuk mengurangi kerugian dari kemungkinan gagal adalah mulailah dengan sedikit. Untuk produksi daging usahakan agar waktu penjualannya yaitu saat angsa berumur 4 sampai 6 bulan jatuh menjelang Hari Raya Idulfitri yang biasanya harganya lebih baik. Untuk patokan harga daging dan telur tiap hari bisa dilihat di Departemen Perdagangan dan Perindustrian R.I. 

Jenis bibit angsa yang terkenal diantaranya adalah Toulouse, Embden dan African yang tergolong paling berat tubuhnya, Pilgrim yang berat tubuhnya pertengahan dan Chinese yang paling ringan beratnya. Walaupun demikian, kecepatan pertumbuhan dan kemampuan berproduksi telur pada jenis bibit yang sama belum tentu akan sama hasilnya. Jadi dari pengalaman berternak nantinya, pilihlah bibit dari induk yang pertumbuhannya paling cepat dan menghasilkan banyak telur. 
  
Angsa Toulouse Angsa Embden Angsa Afrika
  
Angsa Pilgrim Angsa China Angsa Norwegia



Kandang dan peralatan 
Angsa tergolong binatang yang tidak kerasan tinggal di kandang. Biarkan mereka berkeliaran di halaman belakang sampai batas tertentu. Kandang diperlukan sebagai tempat berteduh dari hujan lebat dan angin kencang disamping sebagai tempat tidurnya. Ukuran kandang yang dianggap memadai untuk tiap ekor angsa adalah 1 X 1 meter persegi ditambah 3 sampai 4 X 1 meter persegi sebagai pekarangannya. Atap kandang diusahakan tidak bocor agar waktu hujan tetap kering. Makanan sebaiknya dibiasakan diberikan dalam kandang dalam baskom atau wadah plastik yang terbuka. Air minumannya diusakan berada di luar kandang untuk menjaga agar kandang tetap kering. Sarang tidak diperlukan kecuali sudah ada yang bertelur. Sarang bisa dibuat dari kotak kayu yang di dalamnya diberi alas dari serutan kayu atau pecahan strowbur. Cahaya di kandang harus cukup untuk menstimulasi percepatan produksi telur. 

Memberi makan 
Dalam masa pembiakan, pemberian 15% protein ditambah vitamin dalam kadar yang sama seperti untuk ayam dalam masa pembiakan dianggap telah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi. Makanan sebaiknya tetap tersedia, demikian pula halnya dengan kulit kerang dan pasir. Makanan lainnya tidak ada yang spesifik, dedak dicampur sayuran atau sisa makananpun tidak menjadi masalah. Angsa sangat lahap dalam memakan rumput atau daun-daunan. Dibawah ini adalah tabel komposisi nutrisi sebagai acuan apabila memungkinkan untuk memberikannya. 
Komposisi bahan Starter Grower-Finisher(Range)
Ground yellow corn 15 20
Ground barley 20 25
Ground oats 20 25
Meat scrap (50%) 2 3
Soybean oil meal (47%) 21,5 4
Dried whey 2 -
Dehidrated alfalfa meal (17%) 3 -
Dicalcium phosphate 0,5 -
Iodized salt 1 1
TOTAL 100 100
Tambahan:  
Riboflavin 2 gram/ton -
Niacin 20 gram/ton -
Vitamin B12 6 miligram/ton -


Apabila pemeliharaan angsa dimaksudkan untuk dikonsumsi, umur angsa yang baik untuk dikonsumsi adalah 4 sampai 6 bulan. Keram mereka pada sangkar yang lebih kecil dan berikan makanan penuh (full feed) 3 atau 4 minggu sebelum batas waktu dikonsumsi. 

Adalah sangat mungkin untuk menumbuhkan angsa lebih cepat dengan memberi makan penuh (full feeding grower-finisher pellets) sepanjang masa pertumbuhan. Akan tetapi bila mereka telah mencapai berat yang diinginkan (5,5 sampai 7,5 kilogram) dalam waktu 12 sampai 14 minggu, maka kondisi bulunya akan banyak bulu-bulu pendek yang akan sulit dicabut dan dibersihkan. Setelah lewat 14 minggu, kondisi bulunya akan cepat membaik. Jadi ada baiknya menghemat rumput dengan membatasi pemberiannya pada masa awal dan berkonsentrasi pada masa akhir menjelang dikonsumsi atau dipasarkan. 

Pembiakan 
Biasanya angsa paling baik dijodohkan sepasang atau bertiga. Angsa jantan yang perkasa akan puas mendapat jodoh dengan 4 atau 5 betina. Apabila mereka telah memilih sendiri pasangannya, maka banyak sekali jantan berpasangan dengan betina yang sama dari tahun ke tahun. Jumlah telur yang dihasilan pada tahun ke dua akan lebih vanyak dari tahun pertama. Prosentase keberhasilan penetasannyapun semakin baik. Induk angsa dapat terus memproduksi telur sampai 10 tahun. Dari hasil penelitian, kemampuan reproduksi angsa jantan lebih cepat menurun dibandingkan angsa betina. 

Pemeliharaan telur 
Ambil telur dua kali tiap hari, terutama pada musim hujan. Selalu hati-hati dalam pengentasan telur. Berihkan bilamana dipandang perlu. Temperatur yang paling baik pada tempat penyimpanan telur adalah 7 sampai 13°C dengan kelembaban relatif paling kecil 70%. Bila telur akan disimpan lebih dari dua hari, balikkan tiap hari agar prosentase penetasannya meningkat. Apabila cara penyimpanan telur kurang baik, prosentase penetasan ini menurun setelah telur disimpan 6 - 7 hari. Apabila cara penyimpanannya tepat telur dapat bertahan 10 sampai 14 hari dengan hasil pengentasan yang tidak berkurang. 

Pengeraman telur 
Masa penginkubasian telur angsa yang paling umum adalah antara 29 sampai 30 hari. Empat sampai enam telur dapat diinkubasi pada setelan untuk ayam betina sedangkan 10 sampai 12 telur pada setelan angsa. Balikkan telur tiga atau lima kali sehari apabila incubator tidak bekerja sendiri. Angka bilangan pembalikkan telur harus ganjil untuk mencegah letak telur berada pada posisi yang sama tiap malam. 

Apabila telur dieram oleh induk ayam, ambilah anak angsa dari sarang segera setelah dientaskan. Simpan di tempat yang hangat sampai beberapa jam. Apabila anak angsa tidak segera diambil, maka induk ayam mungkin akan meninggalkan sarangnya lebih awal sebelum semua telur menetas. (IRS 5 Desember 2001) 


Nah sekian tip tentang "Cara memelihara angsa di halaman rumah". Selamat memulai dan semoga berhasil! Sering-seringlah mampir di situs Peternakan ini karena kami sedang mempersiapkan tip-tip yang lain. 


Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/angsa.html 
Memilih Varietas Ayam  

Suatu varietas ayam adalah suatu ras atau family dari ayam yang memiliki kesamaan umum dalam hal ukuran, bentuk atau profil, dan pembawaan. Semua ayam dalam satu varietas akan memiliki karakteristik yang sama yaitu: warna kulit, Varietas ini selanjutnya dibagi ke dalam beberapa kelas. Kelas ayam yang sudah banyak dibudidayakan pada umumnya diberi nama yang dikaitkan dengan tempat asalnya, misalnya American, Asiatic, English, Mediteranian, dan semacamnya.

Untuk memulai usaha kecil-kecilan di bidang peternakan ayam, ada tiga jenis varietas yang bisa dipilih berdasarkan tujuan pemeliharaannya, yaitu: ayam petelur, ayam pedaging atau ayam potong, dan ayam berfungsi ganda untuk kedua maksud tersebut.

Ayam petelur - Ayam ini tubuhnya relatif lebih kecil. Produksi telurnya antara 250 sampai 280 butir per tahun. Telur pertama dihasilkan pada saat berumur 5 bulan dan akan terus menghasilkan telur sampai umurnya mencapai 10 - 12 tahun. Umumnya, produksi telur yang terbaik akan diperoleh pada tahun pertama ayam mulai bertelur. Produksi telur pada tahun-tahun berikutnya cenderung akan terus menurun.

Ada dua pilihan untuk ayam petelur ini yang dibedakan dari warna telurnya, yaitu:
Telur berwarna putih
Ayam petelur dengan telur berwarna putih yang terbaik adalah dari Jenis ras Leghorn. Hanya saja ayam ini suka terbang dan sangat berisik. Jenis ras lainnya yang menghasilkan telur putih diantaranya adalah Minorcas. Anconas, dan California White.  
Red Leghorn Pearl White Leghorn

Telur berwarna coklat
Sedangkan ayam peterlur dengan telur berwarna coklat yang terbaik adalah dari Jenis ras Production Red. Ayam hibrida ini adalah hasil perkawinan silang dari ayam petelur Rhode Islands Red dan New Hampshire. Sedangkan ayam ras Rhode Islands Red dan New Hampshire sendiri sudah tergolong sebagai ayam petelur yang baik dalam menghasilkan telur berwarna coklat.  
Barred Rock Black Australorp Production Red Gold Star
   
Black Sex Link White Rock Buff Orpington Silver Laced Wyandotte


Ayam pedaging - Ayam silang Cornish Rock adalah ayam pedaging yang tergolong terbaik pada saat ini. Ayam ini merupakan hasil silang dari Cornish dan Plymouth Rock. Ayam pedaging lainnya yang tergolong baik adalah dari jenis ras Brahmas, Cochins, dan Cornish. Ayam pedaging yang baik adalah ayam yang mengkonsumsi dua kilogram pakan untuk menghasilkan satu kilogram berat tubuhnya. Ayam betina pada umumnya djual ke pasar pada saat beratnya mencapai antara satu tiga per empat kg sampai dua setengah kg sedangkan ayam jantan antara tiga kg sampai empat kg. Ayam yang semakin cepat pertumbuhannya maka semakin ekonomis unuk dipelihara.  
Red Broiler Black Broiler


Ayam berfungsi ganda - Ayam pada jenis ini merupakan campuran antara ayam petelur dan ayam pedaging. Dominiques, Plymouth Rocks, Sussex, Orpington, and Wynadottes adalah beberapa ras ayam dari ayam berfungsi ganda. Ayam kampung di negara kita adalah termasuk pada jenis ini.Telur ayam jenis ini berwarna coklat dan mereka membesarkan sendiri anak-anaknya. Pada umumnya mereka tidak menghasilkan berat tubuh secepat ayam pedaging dan juga tidak menghasilkan telur sebanyak ayam petelur. Ayam ini berciri khas sebagai ayam yang dipelihara di halaman belakang rumah. Peternak akan memperoleh telur ayam untuk konsumsi sehari-hari disamping sesekali memperoleh daging ayam jantan dari kelebihan jumlah yang diperlukan dan daging ayam-ayam tua yang sudah tidak produktif lagi.

Pertimbangan lain dalam memilih jenis varietas ayam adalah kondisi cuaca lokal di tempat peternakan berada.

Ayam yang berbulu tebal akan lebih cocok dipelihara ditempat yang bercuaca lebih dingin dari pada ayam yang berbulu tipis. Orpingtons, Brahmas, Cochins. Plymouth Rocks, Rhode Island Reds dan Wyandottes adalah ayam-ayam yang berbulu tebal yang berarti cocok pada cuaca dingin. Leghorn, Minorca, Andalusian, Hamburgs dan ayam Mediterranean lainnya akan lebih baik dipelihara pada tempat-tempat yang bercuaca lebih hangat.

Untuk lebih jelasnya dalam menentukan varietas yang cocok dengan cuaca lokal di tempat Anda, sebaiknya dikonsultasikan pada Dinas Peternakan Ayam setempat atau perusahaan ternak ayam terdekat.

Lebih lanjut, sebaiknya dibiasakan membeli anak ayam yang berkualitas sesuai kebutuhan. Apabila anak ayam dibeli dari perusahaan peternakan ayam, mintalah sekalian divaksinasi terhadap penyakit Marek. Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan segera setelah anak ayam dientaskan agar sepanjang hidupnya tercegah dari serangan penyakit Marek yang sangat mematikan. Untuk broiler atau ayam pedaging, agar lebih murah harganya, pilihlah anak ayam yang belum diseleksi kelaminnya (straight-run).

Hendaknya diingat bahwa pada waktu memilih varietas ayam ini apabila ada yang cocok jangan dulu langsung dibeli. Anggap saja Anda berada dalam tahapan sedang melakukan survey, bukan sedang membeli. Pembelian anak ayam sebaiknya dilakukan apabila segala persiapan untuk kedatangan anak ayam telah selesai dikerjakan, karena apabila belum siap maka risiko kematian anak ayam yang baru dibeli tersebut akan sangat tinggi.


Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik01.html 

  Persiapan Sebelum Anak Ayam Tiba 

Biasakan membeli anak ayam yang berkualitas sesuai kebutuhan. Untuk ayam petelur, belilah anak ayam betina yang telah diseleksi kelaminnya (sexed pullet). Untuk jenis rasnya pilihlah Leghorn atau Rhode Island Red atau ayam lainnya yang masuk dalam katagori sebagai ayam petelur yang baik. Untuk broiler atau ayam pedaging, agar lebih murah harganya, pilihlah anak ayam yang belum diseleksi kelaminnya (straight-run). Untuk jenis rasnya pilihlah Plymouth Rock atau ayam pedaging komersial lainnya.

Apabila anak ayam dibeli dari perusahaan peternakan ayam, mintalah sekalian divaksinasi terhadap penyakit Marek. Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan segera setelah anak ayam dientaskan agar sepanjang hidupnya tercegah dari serangan penyakit Marek yang sangat mematikan.

Barang bekas berupa kotak kayu yang besar dapat dibuat sebagai kandang anak ayam. Buatlah lubang disisinya untuk memasukkan kabel lampu. Lampu 60 Watt di dalam kandang akan memberikan panas yang cukup pada anak ayam dan biasanya mereka akan mencari sendiri posisi yang paling nyaman. Usahakan agar lampu tidak menyentuh kandang untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebakaran.

Sebagai alas atau talam (litter) dalam kandang dapat digunakan kulit gabah atau butiran strowbur (plastik busa) yang masih baru dengan ketebalan antara 10 sampai 15 cm. Kandang yang baik bagi anak ayam adalah apabila suhu di sisi luar sebelah bawah kandang berkisar antara 30 sampai 32ºC. Sebilah papan atau anyaman kawat setinggi kurang lebih 60 cm dari dasar kandang dipasang sebagai penghalang anak ayam dari sumber panas.

Ventilasi kandang merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya suhu di dalam kandang. Beberapa ventilasi sebaiknya disediakan penutupnya. Pada musim dingin, semua ventilasi yang menghadap pada arah angin masuk terutama yang dekat lantai hendaknya ditutup. Sedangkan pada musim panas, bukalah ventilasi selebar-lebarnya agar udara segar masuk sebanyak-banyaknya.

Penggunaan kipas harus dihindarkan karena dapat mnyebabkan ayam menjadi sakit. Disamping penyakit stres, ayam yang berada dalam tempat yang terlalu panas karena sistem ventilasi yang buruk, akan tidak mau makan atau minum secara normal. Akibatnya ayam akan cacat dan bagi ayam petelur tidak akan tumbuh dengan baik atau kerdil.

Kandang harus aman dari gangguan kucing, tikus, serta binatang pemangsa lainnya. Periksa juga atapnya apakah tidak bocor apabila hujan turun.

Sebelum anak ayam tiba, Anda harus yakin betul bahwa Anda telah siap menerimanya. Kandang dan semua peralatan telah dibersihkan dan disemprot anti hama. Pekerjaan tersebut sudah harus selesai beberapa hari menjelang anak ayam tiba sehingga kandang benar-benar telah kering pada saat anak ayam tiba.


Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik02.html

Mulai Menempatkan Anak Ayam dengan Benar 

Segala sesuatunya sudah harus siap bila anak ayam Anda tiba - kandang kering, peralatan bersih, suhu kandang diatur tepat, tempat air dan makanan terisi, lantai ditutup bersih, alas (litter) kering, dan penghalang panas berjalan dengan baik. Anda sekarang siap menempatkan anak ayam untuk dibesarkan.

Bila anak ayam tiba, secara lembut angkat mereka dari kotak pengirimannya dan letakkan pada kandang yang hangat. Jangan dijatuhkan atau ditaburkan begitu saja karena dapat melukainya dan akan tetap cacat. Anak ayam yang masih kecil harus mendapat banyak makanan dan air segera setelah diletakkan di kandang. Sediakan paling sedikit empat tempat berukuran satu quart ( ± satu liter) atau dua tempat berukuran satu galon (empat quart) air untuk tiap 100 anak ayam. Masukkan sekitar lima anak ayam ke tempat air agar mereka tahu dimana air berada.

Tempatkan pakan pemula (starter feed) pada karton tempat telur atau kertas yang berukuran 12"x12" dan diletakkan disekitar tempat minum. Penempatan pakan yang bersifat sementara ini diperlukan agar mudah kelihatan oleh anak ayam dan memancingnya agar segera memakannya. Tempat pakan biasa yang berukuran kecil ditempatkan di dalam kandang pada hari ke dua untuk mengurangi penghamburan makanan. Karton telur atau kertas tempat makanan sementara bisa dikeluarkan bila anak ayam telah berusia 5 hari dan terlihat telah makan dari tempat makan yang disediakan.

Penyakit dapat segera menyebar apabila pakan dan minuman untuk anak ayam telah terkontaminasi. Pakan dan air harus diperiksa setiap hari. Apabila kotor dan kemungkinan telah terkontaminasi, tempat pakan dan air harus segera dibersihkan. Pakan dan minumannya juga harus diganti dengan yang baru. Tempat pakan harus benar-benar kering sebelum diisi dan pakan tersebut harus senatiasa berada dalam keadaan kering. Penyebab utama dari penyakit adalah bersumber dari pakan dan air yang tidak bersih.

Beberapa hari pertama dari kehidupan anak ayam adalah masa yang paling kritis sehingga harus hati-hati. Berilah perhatian tambahan dalam menyediakan kebutuhan dasar anak ayam agar kelak dapat memungut hasilnya.


Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik03.html 

  Perhatian pada Anak Ayam 

Bunyi anak ayam adalah kunci untuk mengetahui keadaan kenyamannya. Apabila merasa senang, makan cukup, suhu cocok, dan perasaan nyaman maka senangnya anak ayam ditunjukkan dengan mengeluarkan bunyi yang bernada rendah dan lembut. Apabila kedinginan, maka suara anak ayam akan tidak beraturan dan cenderung menciak keras. Jadi, periksalah kandangnya apabila mereka berisik.karena anak-anak ayam yang merasa kurang nyaman - alas lembab, kepanasan, kelaparan, atau kehausan - akan mengeluarkan bunyi yang riuh dan keras.

Anak ayam yang kedinginan ataupun kepanasan pertumbuhan awalnya akan lamban dan tidak akan berkembang menjadi petelur yang menguntungkan. Jadi harus selalu diperiksa bahwa mereka tidak memperoleh suhu yang terlampau dingin atau terlampau panas. Penghalang panas hanya diperlukan selama 3 - 4 hari pertama untuk melatih anak ayam dimana tempat yang panas berada. Penghalang ini harus dipindahkan setelah hari ke tujuh.

Suhu di dalam kandang bagi anak ayam berumur sehari disarankan berkisar 32ºC. Suhu ini diturunkan 3 sampai 4 derajat tiap minggu sampai palng rendah mencapai 21ºC akhir minggu ketiga. Setelah itu, panas dari kandang biasanya tidak diperlukan lagi kecuali apabila angin dingin menyerang.

Kebersihan merupakan keharusan. Tempat minum harus dibersihkan tiap hari. Alas kandang tdak boleh basah karena anak ayam akan kedinginan. Kandang tidak boleh lembab karena dapat mengundang penyakit.

Anak ayam selamanya harus memperoleh banyak pakan dan minum. Pakan pemula (starter feed) adalah satu-satunya makanan untuk anak ayam sampai berumur 6 minggu. Pakan "grower" atau "finisher" diberikan pada ayam jantan yang nantinya dimaksudkan untuk dijual, sedangkan pakan "developer" diberikan pada ayam betina sampai umurnya mencapai 20 minggu. Ayam betina yang sedang bertelur diberikan pakan "layer" yang mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menghasilan produksi telur yang tinggi. Mengganti sebagian pakan "layer" dengan makanan lain akan mengurangi kemampuannya dalam memproduksi telur.

Perhatian yang diberikan pada anak ayam yang dimulai dari saat kedatangannya sampai dengan masa pertumbuhannya dapat menentukan berapa banyak jumlah anak ayam yang akan bertahan hidup dan berapa banyak telur yang akan dihasilkannya pada saatnya nanti mereka bertelur.
Tabel program pencahayaan untuk Leghorn 

 Komposisi Terang dan Gelap
Umur Ayam Terang Gelap
  0 sampai 3 hari 22,00 2,00
  3 hari sampai 1 minggu 20,00 4,00
  1 sampai 2 minggu 18,00 6,00
  2 sampai 3 minggu 16,00 8,00
  3 sampai 8 minggu 14,50 9,50
  9 minggu 14,00 10,00
  10 minggu 13,75 10,25
  11 minggu 13,50 10,50
  12 minggu 13,25 10,75
  13 minggu 13,00 11,00
  14 minggu 12,75 11,25
  15 sampai 17 minggu 12,50 11,50
  18 minggu 13,50 10,50
  19 minggu 14,50 9,50
  20 minggu 15,00 9,00
  21 minggu 15,50 8,50
  22 minggu 15,75 8,25
  23 minggu 16,00 8,00
  24 minggu 16,25 7,75
  25 minggu dan seterusnya 16,50 7,50



Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik04.html

Penyediaan Tempat untuk Anak Ayam 

Agar anak ayam tumbuh dan tetap sehat, mereka harus disediakan ruangan yang luas untuk bermain, makan, dan minum. Berikan banyak tempat pakan dan air minuman. Anak ayam yang masih kecil tidak akan berjalan lebih dari 3 meter untuk mencari pakan dan air. Tiap 10 ekor anak ayam membutuhkan satu m2 luas lantai sampai mereka berumur 6 minggu. Anak ayam membutuhkan tempat yang cukup di sekitar makanan sehingga semuanya bisa makan secara bersamaan tanpa berdesakan.

Sediakan tempat pakan sebanyak 2 buah yang panjangnya 1,5 meter atau 6 buah yang panjangnya 45 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam selama 3 minggu pertama. Setelah itu, sediakan tiga atau empat buah tempat pakan yang panjangnya 1,5 m untuk tiap 100 ekor ayam.

Jangan menghambur-hamburkan makanan. Bagian terbesar unsur biaya dalam ongkos produksi ternak ayam adalah pakan. Selama beberapa minggu pertama tempat pakan diisi hampir penuh. Jangan terlampau penuh karena akan diacak-acak oleh anak ayam dan berhamburan di dalam kandang. Setelah anak ayam sedikit besar, isi pakan dikurangi sampai setengah tinggi tempat pakan. Gunakan alat untuk mencegah anak ayam masuk ke tempat pakan dan mengaisnya sehingga berhamburan ke luar atau mengkontainasi makanan yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit.

Secara bertahap, tempat air haus diganti dari ukuran quart ke galon atau menggunakan tempat air yang otomatis. Sediakan tiga atau empat tempat air yang berisikan satu galon atau dua buah tempat air otomatis untuk tiap 100 ekor ayam.

Tempat air harus selalu berisikan air yang bersih, segar, dan dingin. Wadahnya sendiri harus dibersihkan, dicuci dengan sabun dan diisi kembali tiap hari. Bila memungkinkan ketinggian air selalu barada di pertengahan kedalaman. Secara berkala, ketinggian dari tempat air dan tempat pakan disesuaikan dengan tingginya punggung ayam.


Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik05.html 

  Kebutuhan atas Udara Segar 

Ventilasi yang tepat di kandang pemanas anak ayam adalah hal yang sangat penting. Penggunaan kipas harus dihindarkan karena dapat mnyebabkan ayam menjadi sakit. Disamping penyakit stres, ayam tidak akan mau makan atau minum secara normal apabila berada dalam tempat yang terlalu panas karena sistem ventilasi yang buruk. Akibat lebih lanjutnya adalah ayam akan cacat dan menjadi kerdil.

Waspadalah terhadap kemungkinan terjadinya perubahan cuaca yang tiba-tiba. Buatlah penyesuaian yang diperlukan atas sistem ventilasi kandang. Pada musim dingin, tutup semua ventilasi yang menghadap pada arah angin masuk terutama yang dekat lantai. Pada musim panas, bukalah ventilasi selebar-lebarnya agar udara segar masuk sebanyak-banyaknya.

Ventilasi yang baik dapat mencegah penyakit yang disebut coccidiosis. Apabila penyakit ini menyerang, ayam akan banyak yang mati dan yang bertahan hidup akan cacat seumur hidupnya.

Coccidiosis adalah penyakit yang ditimbulkan oleh binatang bersel satu (protozoa) yang menyerang sistem pencernaan. Jangan biarkan penyakit pembunuh ini menyerang tiba-tiba. Pendarahan dan kotoran berwarna hitam adalah indikasi awal dari penyakit ini, terutama coccidiosis jenis cekak (cecal). Anak ayam yang terinfeksi bulunya tidak mulus, aktivitasnya di bawah normal dan nafsu makan dan minumnya berkurang.

Pencegahan yang paling baik untuk Coccidiosis adalah pengelolaan dan sanitasi yang cermat. Semua peralatan agar senantiasa dijaga dalam keadaan bersih, terutama tempat pakan dan tempat air. Organisme coccidia membutuhkan tempat yang berada dalam kondisi yang lembab atau basah untuk melanjutkan siklus kehidupannya. Apabila membersihkan tempat air, jangan membuang sisa air ke alas kandang. Alas kandang harus senantiasa kering dengan membalikannya tiap minggu serta membuang kotoran yang menempel padanya. Ventilasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga alas kandang tidak sapai lembab. Sirkulasi udara dalam kandang harus bekerja dengan baik tetapi hindarkan penggunaan kipas angin terutama apabila anak ayam masih kecil.

Coccidiosis dapat menyerang setiap saat setelah anak ayam berumur 2 minggu. Jangan menunggu sampai semua ayam di kandang menunjukkan gejala yang sama baru mengambil tindakan pengobatan. Begitu kelihatan ada tanda yang menngarah pada penyakit itu, segera dapatkan obat yang cocok dari toko obat atau perusahaan peternakan ayam. Lakukan pengobatan segera dengan mengikuti petunjuk yang tertera pada label obat.


Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik06.html 
Penyediaan Air Bersih Yang Memadai 

Air adalah hal yang vital untuk pertumbuhan anak ayam. Berikan air yang cukup yang ditempatkan pada tiap jarak 3 meter dalam kandang. Meletakkan tempat air pada ranggka kandang akan menolong mencegah alas kandang terkena tumpahan air sehingga alas kandang tersebut berada dalam keadaan tetap kering.

Untuk tiap 15 anak ayam diperlukan satu air mancur yang berisikan satu liter air. Apabila jumlah anak ayam lebih banyak, maka untuk menghemat waktu dan tenaga kerja, sebaiknya disediakan tempat air yang berukuran lebih besar. Dua buah air mancur yang berukuran empat liter adalah cukup untuk memenuhi kebutuhan 100 anak ayam. Keseratus anak ayam ini akan mengkonsumsi paling sedikit empat sampai lima liter air setiap hari pada enam minggu pertama pertumbuhannya. Setelah itu sejalan dengan pertumbuhannya mereka akan membutuhkan air yang lebih banyak sehingga jumlah air mancur perlu ditambah.

Yakinkan bahwa tiap anak ayam bisa memperoleh air yang segar, bersih dan dingin sepanjang waktu. Peralatan air mancur dibersihkan dan diisi setiap hari.

Ada baiknya semua peralatan air minumnya tiap minggu disanitasi dengan satu ons cairan chlorine dicampur dalam 20 liter air. Rendam peralatan tersebut selama lima belas menit sebelum diisi air kembali.

Apabila udara sekitar atau suhu pemanas dalam kandang sangat tinggi, air minumnya sebaiknya tiap harinya diganti beberapa kali agar anak ayam tetap memperoleh air yang dingin. Apabila suhu air lebih dari 37C maka anak ayam akan mengurangi mengkonsumsi air sehingga nantinya akan mempengaruhi pertumbuhannya.

Penggunaan gula atau vitamin yang ditambahkan pada air minumnya untuk memperoleh anak ayam yang berkualitas dan sehat tidak diperlukan. Apabila penambahan ini dilaksanakan, maka semuanya harus melalui proses penggantian dan pembersihan tiap hari untuk menghindari munculnya penyakit dari sisa bahan tambahan tersebut.


Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik07.html

Memberi Pakan Yang Tepat 

Anak ayam memerlukan pakan berkualitas tinggi agar tumbuh dengan prima. Pakan yang mengandung nutrisi seimbang dapat diperoleh dari toko makanan ayam. Berikan pakan “starter” untuk anak ayam selama tiga minggu pertama dan kemudian disambung dengan “grower” sampai berumur 10 minggu. Bagi ayam petelur, berikan pakan “developer” pada umur 10 sampai 20 minggu. Setelah lewat 20 minggu, berikan pakan “laying mash” agar dapat menghasilkan tingkat produksi telur yang tinggi dengan kualitas telur yang baik.

Hindari pemberian pakan tambahan selain pakan seperti yang disebutkan di atas. Menu pakan starter, grower, developer, dan layer diformulasikan dan dirancang sebagai satu-satunya pakan untuk makanan ayam. Apabila makanan tambahan diberikan, ayam cenderung untuk mengurangi mengkonsumsi pakan komplit yang seharusnya dengan adanya makanan tambahan tadi, dan akhirnya mereka tidak menerima jumlah nutrisi yang semestinya. Akibatnya ayam menjadi kekurangan gizi dan tingkat pertumbuhannya atau produksi telurnya akan menurun, dan kemudian mati.

Berikan ruang pakan yang luas. Setiap anak ayam pada tingkat awal memerlukan 2,5 cm ruang pakan. Kebutuhan ruang pakan ini meningkat sejalan dengan pertumbuhannya. Berikan satu atau dua tempat pakan berukuran 120 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam untuk 3 minggu pertama. Setelah lewat waktu tersebut, berikan tiga atau empat tempat pakan berukuran 120 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam.  
24" slide top feeder 6" Mason Jar Galvanized feeder


Jangan membuang-buang pakan. Tiga per empat atau lebih dari biaya produksi ternak ayam adalah biaya untuk pakan. Jangan pernah mengisikan pakan melebihi setengah dari isi tempat pakan, karena anak ayam akan mengaisnya sehingga pakan akan berhamburan ke alas kandang dan akhirnya terbuang percuma. Dan penahan tampias pada tempat pakan dijaga agar berada pada tempatnya untuk mengurangi penghamburan pakan dan mencegah terjadinya kontaminasi. Naikkan ketinggian tempat pakan disesuaikan dengan pertumbuhan anak ayam. Bibir tempat pakan harus senantiasa sama tinggi dengan punggung anak ayam.

Jangan biarkan kehadiran ayam jantan yang tidak direncanakan mengurangi kesempatan tumbuh pada ayam petelur. Ayam jantan adalah broiler yang baik untuk dikonsumsi saat berumur 7 sampai 9 minggu. Memisahkan ayam jantan dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengeluaran biaya untuk pakan. Apabila yang diperlukan adalah ayam petelur, maka untuk peliharaan ayam berikutnya sebaiknya membeli anak ayam yang baru dientaskan dalam keadaan telah dipilih jenis kelaminnya (sexed pullet). Apabila membeli dalam keadaan campuran (straight-run). ayam jantan baru dapat diketahui setelah berumur 6 minggu dan rencanakan untuk menjualnya setelah mencapai ukuran yang diinginkan.
Tabel panduan pemberian pakan pada ayam petelur 

Pakan & Umur Protein % Met. Energy, Kcal/lb.
  Starter, 0 - 6 minggu 20,0 1325 - 1375
  Grower, 6 - 8 minggu 18,0 1350 - 1400
  Developer, 8 - 15 minggu 16,0 1375 - 1425
  Pre Layer, 15 - 18 minggu 14,5 1350 - 1400
  Layer, selama bertelur 15,0 1300 - 1450



Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik08.html

Memelihara Perkembangan Ayam 

Dengan sistem ventilasi dalam kandang yang tepat, pemberian air minum yang bersih, dan pemberian makanan yang dijaga keseimbangannya maka anak ayam akan terus tumbuh dengan baik. Ventilasi yang tepat akan menjaga kandang dan alasnya tetap kering sehingga membantu dalam mencegah timbulnya penyakit. Alas yang basah atau kandang yang lembab akan mengundang penyakit. Selanjutnya, anak ayam akan tumbuh lebih cepat dan hidup lebih baik bila mereka ditempatkan pada kandang yang cukup luas. Tambahkan tempat pakan dan tempat minumnya sesuai kebutuhannya dengan semakin besarnya tubuh anak ayam mengikuti pertumbuhannya.

Ayam betina yang akan dipelihara untuk memproduksi telur memerlukan banyak pakan yang masih segar dan air bersih sepanjang waktu. Jangan biarkan mereka kelaparan apabila tidak menginginkan produksi telurnya mengecewakan pada saatnya bertelur nanti.

Sediakan pakan penumbuh (growing mash) yang baik di depan ayam sepanjang waktu. Air harus tetap segar dan dingin. Air mancur dijaga agar senantiasa dalam keadaan yang baik dan selalu dibersihkan setiap hari.

Saat ayam betina sedang tumbuh adalah saat yang paling baik untuk membentuk berat tubuhnya yang baik, kuat dan penuh vitalitas. Saat yang paling kritis selama hidupnya ayam betina adalah selama masa pertumbuhannya. Apabila Anda menginginkan ayam yang memberikan keuntungan, maka perhatikan bahwa mereka berkembang dengan baik selama masa pertumbuhannya.

Bersihkan semua sampah dan benda-benda aneh dari tempat pakannya setiap hari. Apabila pakan untuknya kelihatan basah pada tempat makananya, sebaiknya segera diganti. Bersihkan dan keringkan tempat pakannya sebelum diisi kembali dengan makanannya yang baru.

Tempat yang terlalu berdesak-desakan, temperatur yang terlalu panas, tempat pakan dan tempat air minum yang kurang banyak, pakan yang tidak mencukupi, dan adanya penyakit parasit merupakan sumber dari timbulnya kanibalisme. Pemeliharaan serta pengelolaan ternak ayam yang baik akan mencegah timbulnya problema kanibalisme.

Apabila anak ayam dibiarkan berkeliaran, mereka harus dilindungi dari pemakan mangsa dan ayam yang buas terutama pada malam hari. Tikus dan kutu ayam kalau dibiarkan dapat menyebabkan kontaminasi pada makanan ayam yang ahirnya dapat menimbulkan penyakit.

Pisahkan ayam betina muda dari yang lebih tua. Hal Ini akan menolong mengurangi kemungkinan menyebarnya penyakit dari induk ayam yang lebih tua ke yang lebih muda. Ayam betina dapat terkena penyakit cacing. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, terdapat sejumlah obat yang dapat dipergunakan untuk mencegah parasit pada ayam yang datangnya dari dalam. Dengan pengelolaan dan sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi terjangkitnya parasit. Periksalah beberapa ayam betina dari waktu ke waktu untuk parasit yang datangnya dari luar seperti kutu ayam.

Tetaplah berjaga-jaga atas munculnya setiap pertanda yang menunjukkan awal timbulnya penyakit. Apabila identifikasi masalah dibuat lebih dini, maka akan lebih mudah dalam menangani dan menghilangkan masalah tersebut dari pada menunggu setelah kerusakan terjadi. Banyak penyakit yang dapat diidentifikasikan berdasarkan gejala-gejala yang ditunjukkannya.

Sebaiknya menghubungi tenaga ahli ternak ayam atau pedagang yang berkecimpung dalam usaha ternak ayam untuk memperoleh bantuan apabila menghadapi masalah penyakit pada ayam Anda.


Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik09.html 


  Vaksinasi Ayam 

Kerugian besar dalam produksi telur yang terjadi pada kebanyakan peternakan disebabkan oleh gagalnya memvaksinasi terhadap penyakit Fowl fox dan Newcastle. Jangan biarkan penyakit tersebut lepas dari penjagaan Anda. Vaksinasilah sebelum terlambat. Beberapa minggu produksi akan hilang bila ayam betina yang tidak divaksinasi terkena penyakit setelah mereka mulai bertelur.

Vaksinasi terhadap kedua penyakit tersebut di atas dapat dilakukan setiap saat setelah ayam berumur 8 minggu. Jangan menunggu lebih lama setelah 8 minggu karena akan menghadapi risiko besar atas kehilangan beberapa ayam. Untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan akibat dari vaksin, pada saat divaksinasi ayam harus berada dalam keadaan sehat atau tidak sedang terinfeksi parasit. Sekali vaksinasi hanya untuk satu jenis penyakit, sedangkan vaksinasi untuk jenis penyakit lainnya dapat dilakukan kurang lebih 3 minggu sesudahnya.

Methode yang digunakan untuk memvaksinasi terhadap penyakit Fowl Pox dan Newcastle adalah methode jaringan sayap. Methode ini sangat sederhana. Semua bulu di dekat siku dari salah satu sayap dibuang sehingga jaringan kulit yang cukup luas kelihatan sebagai tempat untuk penyuntikkan vaksin agar semua vaksin dapat dimasukkan pada ayam. Isi jarum vaksin dengan obat vaksin dan suntikkan pada jaringan kulit tersebut. Proses vaksinasi selesailah sudah. Yakinkan bahwa semua ayam yang belum pernah divaksinasi telah mendapat giliran.

Sistem ventilasi harus diatur sedemikian rupa sehingga udara di dalam kandang tidak terlalu panas atau terlalu lembab karena dapat menyebabkan stress pada ayam. Pada musim kemarau, perputaran udara harus ditingkatkan agar udara panas dalam kandang segera terganti dengan udara segar yang lebih dingin. Sedangkan pada musim hujan, perputaran udara harus dikurangi sampai pada tingkat yang cukup untuk tidak menimbulkan adanya kelembaban dan bibit penyakit. Singkirkan semua lapisan kotoran atau alas yang basah segera setelah terbentuk sehingga kandang tetap terpelihara dalam keadaan kering.

Apabila ayam betina telah berumur 16 minggu, cahaya di dalam kandang harus mulai diatur. Pemberian cahaya ini akan mempunyai pengaruh terhadap baik buruknya dalam memproduksi telurnya kelak. Induk ayam memerlukan cahaya yang konstan selama 16 sampai 17 jam tiap hari, kalau tidak terpenuhi maka mereka akan berhenti bertelur dan mulai mencabuti bulunya. Untuk mendapatkan cahaya yang konstant tiap hari, sumber cahaya listrik di dalam kandang bisa diatur dengan mempergunakan alat timer. Penjelasan tambahan mengenai pencahayaan pada induk ayam yang sedang bertelur dapat dimintakan pada penjual pakan ternak atau dinas peternakan setempat.
Tabel program vaksinasi untuk Leghorn 

 Umur Saat Divaksinasi Jenis Vaksinasi
  Umur 1 hari Marek's
  15 hari (1/2 dosis) Infectious Bursal
  20 hari (1/2 dosis) Infectious Bursal
  25 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek di pasar: Combo Vec. 30)
  30 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek di pasar: Combo Vec. 30)
  49 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek di pasar: Combo Vec. 30)
  10 minggu Fowl Pox and Laryngotracheitis
(biasa dikenal sebagai LT)
  12 minggu Combo Vec. 30
  13 minggu Avian Encephalomyelitis
(biasa dikenal sebagai AE)
  16 minggu New Castle



Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik10.html 

  Pengelolaan Ayam Petelur 

Pengelolaan ayam petelur yang baik adalah sangat penting untuk mempeoleh tingkat produksi telur yang tinggi. Apabila ayam petelur dipupuk sebagai sumber penghasilan yang menguntungkan, maka mereka harus tumbuh berkesinambungan sepanjang masa perkembangannya. Pedoman berikut ini dapat membantu dalam mensukseskan proses pertumbuhan dan perkembangan ayam petelur selama masa pertumbuhannya:
RUANGAN – Untuk setiap 100 ayam petelur harus memiliki ruang antara 25 m2 sampai 100 m2. Sediakan 0,2 sampai 0,3 m2 per ayam apabila dibiarkan tumbuh di luar kandang. 
MAKANAN – Sediakan pakan penumbuh (growing mash) yang baik di depan ayam sepanjang waktu. Pakan yang komplit dari pabrik biasanya telah mengandung semua nutrisi yang diperlukan. Pengoplosan pakan dengan menambahkan pakan dari luar (misalnya jagung) dapat menyebabkan terjadinya ketidak-seimbangan yang pada akhirnya hasil yang diperoleh akan mengecewakan. 
AIR – Pada masa pertumbuhannya ayam petelur akan banyak minum dan membutuhkan banyak air untuk menjaga pertumbuhan yang normal. Air harus tetap segar dan dingin.Air mancur dijaga agar senantiasa dalam keadaan yang baik dan selalu dibersihkan setiap hari. 

PENEDUH – Pada musim panas, ayam petelur akan merasa lebih nyaman apabila diberi tempat meneduh. 
PISAHKAN AYAM PETELUR MUDA DARI YANG LEBIH TUA – Ini akan menolong mengurangi kemungkinan menyebarnya penyakit dari induk ayam yang lebih tua ke yang lebih muda. 
TEMPAT BERTEDUH – Sediakan satu tempat berteduh yang berukuran 3 x 4 meter untuk tiap 100 sampai 125 ayam petelur. 
PENCEGAHAN PARASIT – Ayam petelur dapat terkena penyakit cacing. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, terdapat sejumlah obat yang dapat dipergunakan untuk mencegah parasit pada ayam yang datangnya dari dalam. Dengan pengelolaan dan sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi terjangkitnya parasit. Periksalah beberapa ayam petelur dari waktu ke waktu untuk parasit yang datangnya dari luar seperti kutu ayam. 
LINDUNGI DARI MUSUHNYA – Yakinkan bahwa binatang pemangsa tidak dapat memasuki bangunan tempat ayam tidur di malam hari. 

Saat ayam petelur sedang tumbuh adalah saat yang paling baik untuk membentuk berat tubuhnya yang baik, kuat dan penuh vitalitas. Saat yang paling kritis selama hidupnya ayam petelur adalah selama masa pertumbuhannya. Apabila Anda menginginkan ayam yang memberikan keuntungan, maka perhatikan bahwa mereka berkembang dengan baik selama masa pertumbuhannya.

Topik ini adalah topik yang terakhir dari seri "Cara memelihara ayam negeri". Selamat mencoba beternak ayam negeri, dan ada baiknya untuk yang pertama kali dimulai dengan jumlah ayam yang sedikit satu dan lain hal untuk membatasi jumlah kerugian apabila hasilnya menemui kegagalan. 
Semoga sukses! 
(IRS - 17/06/02) 

Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik11.html 

  

Thursday, December 13, 2007

REGULASI HORMON TERHADAP EKSPRESI GEN PADA AYAM HUTAN

© 2003 Digitized by USU digital library 1


MASITTA TANJUNG, S.Si.,M.Si.

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi Biologi

Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN

Dalam era industrialisasi salah satu upaya terobosan dalam meningkatkan

produksi dan efisiensi usaha termasuk usaha pertanian. Saat ini telah

berkembang rekayasa genetika yang akan memberikan harapan bagi industri

pertemakan, baik yang berkaitan dengan masalah produksi, pakan maupun medis

veteriner. Potensi pengembangan dan penerapan bioteknologi peternakan

tersebut sangat besar termasuk Indonesia.

Dalam dasawarsa terakhir ini peranan bioteknologi semakin hari semakin

bertambah besar yaitu dalam menunjang kegiatan pengembangan. Cakupan

bioteknologi cukup luas, baik yang baru dalam tahap penelitian maupun yang

sudah dapat diaplikasikan. Pada umumnya diasosiasikan sebagai rekayasa

genetika (genetic enginnering) dan biologi molekuler.

Penelitian dan pengembangan hormon dan produksi biologi lainnya

diarahkan untuk diagnosa dini baik untuk penyakit maupun untuk kebuntingan.

Aplikasi lain adalah untuk memacu pertumbuhan yang lebih cepat. Selain hormon

ada 3 bagian biologi yang akan diteliti dan dikembangkan, yaitu metabolik

sekunder, biokonversi dan analisis genetika.

Aplikasi bioteknologi dibidang peternakan yang sedang digarap meliputi 3

bagian utama yaitu bioteknologi produksi, bioteknologi pakan dan bioteknologi

molekuler, meliputi :

1. Bioteknologi reproduksi, seperti: inseminasi buatan, transfer embrio dan

rekayasa genetika meliputi 19 jenis ternak/hewan yang perlu dikembangkan.

2. Bioteknologi pakan ternak yang terdiri dari bioteknologi pakan hijau dan

konsentrat.

3. Bioteknologi molekuler dibidang kesehatan hewan dan produksi bahan vaksin

dan bahan obat (anti biotik, probiotik, immunoregulator hormon).

Reproduksi dan pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh hormon seperti

steroid maupun peptida. Dalam kemajuan, bidang rekayasa genetika sangat

dimungkinkan untuk mengisolasi gen target. Kloning gen target sangat dibantu

dengan adanya tehnik hibridisasi maupun amplikasi gen secara in vitro dengan

proses reaksi polimerase berantai (PCR). Untuk keperluan hibridisasi diperlukan

DNA pelacak (probe). Probe ini dapat berupa potongan gen yang mempunyai

aktivitas serupa atau dapat berupa oligunukleotida yang disintesa berdasarkan

informasi asam amino penyusun protein. Untuk teknik PCR diperlukan informasi

urutan asam nukleat yang mengapit gen target yang digunakan sebagai dasar

penyusun primer oligonukieotida dengan menggunakan DNA synthesizer.

Protein berperan dalam semua aktivitas kehidupan sebab protein terlibat

dalam setiap aspek kehidupan seperti katalis struktur, regulasi dan sebagainya

(Wiryosuhanto, dkk. 1993). Hormon yang juga mengandung protein, dan juga

akan berpengaruh pada pengaturan terhadap ekspresi gen, hal ini dapat

dipelajari pada beberapa jenis hewan, termasuk ayam hutan hijau (Gallus

varius).

Beberapa jenis ayam yang akan kita kenal sekarang ini berasal dari ayam

hutan sebagai nenek moyangnya. Sampai saat ini ayam hutan (species Gallus)

yang masih hidup ada 4 gallus, seperti Gallus varius (green jungle fowl), Gallus

gallus atau Gallus benkiva (red jungle fowl), Gallus lafayetti (ceylonese jungle

fowl) dan Gallus sonnerati (grey jungle fowl).

© 2003 Digitized by USU digital library 2

Gallus varius (green jungle fowl) yakni ayam hutan hijau yang masih

dapat dijumpai hidup di hutan-hutan pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, Jawa

Timur, Pulau Madura, Bali dan Lombok, Flores, Nusa Tenggara dan lain-lain.

Tanda-tanda khas pada Gallus ini adalah sebagai berikut:

- Warna buill yang jantan dilapisi oleh lapisan hijau pada permukaan atasnya.

Oleh karena itu disebut juga green jungle fowl, sedangkan betina berwarna

coklat kekuning-kuningan.

- Jengggernya satu buah (single cowb) bentuknya licin tidak bergerigi pada

permukaan atas. .

- Fialnya satu helai yang terletak antara kedua belah tulang rawan

- Bulu ekor utama sebanyak 16 helai.

- Bulu leher ayam jantan bulat dan pendek-pendek.

- Kokoknya kedengaran seperti cek-ci -crek atau tidak Dada yang berbeda

(Mufarid, 1997).

Beberapa tahun yang lalu harga seekor ayam hutan tidak sebanding

dengan usaha penangkapannya. Pekerjaan yang dahulu hanya iseng-iseng

sekarang lain menjadi semiprofesional sebagai akibatnya beberapa ayam hutan di

pulau Jawa populasinya menurun, selanjutnya ayam hutan yang sempat dijual di

pasar dan sampai ke tangan pembeli atau pemelihara, biasanya tidak akan

berumur panjang. Hanya beberapa hari ada di rumah, ayam hutan ketakutan

betelur, luka pada sayap dan kepala, tidak mau makan dan akhirnya mati

(Mufarid, 1997).

Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan usaha pelestarian ayam

hutan, terutama ayam hutan hijau (Gallus varius), maka diperlukan pengkajian

yang mendalam untuk menelusuri kehidupannya. Dalam hal ini penulis mencoba

meninjau regulasi hormonal terhadap ekspresi gen ayam hutan hijau (Gallus

varius).

ll. REGULASI HORMON

Pengendalian, pengaturan clan koordinasi aktivitas gel, jaringan dan alat–

alat tubuh dilakukan oleh sistem saraf dan hormon. Meskipun fungsi saraf dan

hormon berbeda tetapi banyak kaitan yang terjadi antara sistem safar dan

hormon, misalnya ada beberapa kelenjar bersekresi hanya bila ada stimulus yang

terdapat di kelenjar seperti pada kelenjar adrenal bagian medula dan

neurohipofisa.

Baik vertebrata maupun invertebrata mempunyai jaringan khusus yang

mensekresikan zat pengatur yang langsung disalurkan ke dalam darah. Jaringan

khusus ini dikenal sebagai kelenjar endokrin, sedangkan zat pengatur yang

disekresikan di sebut hormon. Pada saat ini telah diketahui banyak hormon

bertindak sebagai messenger pertama yang merupakan seri dari messenger

berikutnya sehingga mengarah kepada adanya respon spesifik di gel target.

(Wulangi, 1989).

Sifat-sifat kimia hormon.

Hormon merupakan bahan kimia yang disekresikan ke dalam cairan tubuh

oleh satu sel atau sekelompok sel dan dapat mempengaruhi fisiologi sel-sel tubuh

lainnya. Sebahagian besar hormon disekresikan oleh kelenjar endokrin dan

selanjutnya ke dalam darah diangkut ke seluruh tubuh. Secara kimiawi hormon

dapat dibagi dalam 3 tipe dasar, Yaitu :

1. Hormon steroid; golongan ini merupakan struktur kimia yang mirip dengan

kolesterol dan sebagian besar tipe ini berasal dari kolesterol. Ada bermacammacam

hormon steroid yang disekresikan oleh (a) korteks adrenal (kortisol

dan aldosteron), (b) ovarium (estrogen dan progesteron), (c) testis

(tertosteron) dan (d) plasenta (estrogen clan progesteron).

2. Derivat asam amino tirosin; ada 2 kelompok hormon yang merupakan derivat

asam amino tirosin yaitu tiroksi dan triiodotironin, merupakan bentuk

iodinisasi dari derivat tirosin, dan kedua hormon utama yang berasal dari

© 2003 Digitized by USU digital library 3

medula adrenal epenefrin dan norepinefrin, kedua-duanya merupakan

katekolamin yang berasal dari tirosin.

3. Protein atau peptida. Pada dasarnya semua hormon endokrin yang terpenting

dapat merupakan derivat protein, peptida atau derivat keduanya. Hormon

yang disekresikan kelenjar hipofisis anterior dapat merupakan molekul protein

atau polipeptida besar; hormon hipofisis posterior, hormon antidiuretik dan

oksitosisn merupakan peptida asam amino. Insulin, glukagon dan

parathormon merupakan polipeptida besar (Guyton, 1994).

Hormon yang disekresi oleh hipotalamus merupakan peptida-peptida

pendek yang mempunyai tiga sampai lima belas residu asam amino. Hormonhormon

ini dapat diisolasi dan diidentifikasi sesudah melalui penelitian selama

bertahun-tahun. Sebagai contoh 1 mg faktor hormon pelepas tirotropin yang

dapat diisolasi dari 4 ton jaringan yang mendapat hadiah nobel pada tahun 1977

(Lehninger, 1994).

Ada lima metode yang digunakan dalam studi hormon atas kelenjar

endokrin yaitu;

1. Ekstirpsasi kelenjar endokrin. Suatu alat tubuh dapat diidentifikasikan

mempunyai fungsi endokrin bila alat tubuh ini diambil atau di inaktifkan.

Misalnya dengan jalan diradiasi akan terjadi perubahan dalam struktur

maupun fungsinya, perubahan-perubahan akan hilang bila kita menyuntikan

hormon dari kelenjar yang normal atau bila kita menyuntikan hormon atau

translantasi dari jaringan kelenjar.

2. Metoda menyuntikan, dengan menyuntikan suatu hormon tertentu kita dapat

mengetahui pengaruhnya.

3. Metode klinik, dengan metode klinik dapat ditentukan hubungan tidak

berfungsinya tubuh dengan kelainan kelenjar.

4. Metode analitik, analisis perlu dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak

adanya hormon dalam darah, urin, saliva dan cairan tubuh.

5. Metode perunut zat radioaktif digunakan untuk melokasikan dan mencari jejak

hormon di dalam tubuh (Wulangi, 1989).

Mekanisme kerja hormon

Hormon endokrin hampir tidak pernah bekerja secara langsung pada

sistem intra selluler untuk mengatur berbagai reaksi kimia dalam sel. Hormon

mula-mula berikatan dengan reseptor hormon yang terdapat di permukaan gel

atau di dalam gel. Ikatan hormon dan reseptor memulai timbulnya rangkaian

reaksi kimia di dalam gel. Setiap reseptor sangat spesifik untuk satu macam

hormon. Keadaan inilah yang menentukan macam hormon yang akan bekerja

pada suatu jaringan tertentu. Jaringan target yang berpengaruh adalah jaringan

yang mempunyai reseptor spesifik (Guyton, 1994).

Pada umumnya lokasi reseptor dari berbagai macam hormon adalah

sebagai berikut;

- Pada membran sel, reseptor pada membran sangat khusus untuk hormon

golongan protein, peptida dan katekolamin.

- Di dalam sitoplasma, reseptor untuk berbagai hormon steroid dapat dijumpai

hampir semuanya di dalam sitoplasma.

- Di dalam inti, reseptor untuk hormon metabolisme tiroid (tiroksin dan

triiodotironin), ditemukan didalam inti, diduga terletak dalam hubungan langsung

dengan satu atau lebih kromosom.

Jumlah reseptor di dalam suatu sel target tidak konstan, sebab reseptor

protein ini akan rusak sendiri atau dengan mekanisme pembentukan protein di

dalam sel dapat terbentuk reseptor baru. Hormon steroid dan tiroksin mengubah

fungsi sel dengan cara mengaktifkan gen, tetapi dengan mekanisme yang sedikit

berbeda Hormon steroid merupakan hormon yang larut dalam lemak, sehingga

dengan mudah dapat menembus membran sel menuju ke sel target. Setelah

masuk ke dalam sel, hormon steroid mengadakan ikatan dengan reseptor yang

ada dalam sitoplasma membentuk hormon reseptor kompleks. Selanjutnya

© 2003 Digitized by USU digital library 4

hormon reseptor kompleks di translokasikan ke dalam nukleus dan mengadakan

interaksi dengan gen yang khusus. Gen yang diaktifkan kemudian membentuk

enzim yang penting untuk mengubah fungsi sel.

III. EKSPRESI GEN

Gen adalah sepotong DNA yang menyandikan rantai polipeptida dan RNA.

Tidak semua gen diekspresikan secara tepat dalam bentuk rantai polipeptida.

Beberapa gen menyandikan beberapa jenis RNA tranfer dan gen lain menyandi

berbagai jenis RNA ribosomal. Gen yang menyandi polipeptida dan RNA dikenal

sebagai gen struktural. Gen ini menentukan struktur beberapa produk akhir gen,

seperti suatu enzim atau RNA yang stabil. DNA juga mengandung segmen atau

urutan lain yang hanya menjalankan fungsi pengaturan (regulasi). Beberapa

diantara segmen pengatur menyusun isyarat yang menunjukkan awal dan akhir

gen struktural, yang lain berpartisipasi dalam memulai atau mengakhiri proses

transkripsi gen struktural. Jadi kromosom mengandung gen struktural dan urutan

pengatur (Lehninger, 1994).

Semua gen harus diekspresikan agar berfungsi. Tahap pertama dalam

ekspresi adalah transkripsi gen menjadi untaian RNA yang komplementer. Untuk

beberapa gen yang mengkode molekul tRNA dan rRNA transkripsi itu sendiri

merupakan molekul yang penting secara fungsional.

Untuk gen-gen lain transkripsi ditranslasi menjadi molekul protein.

Potongan gen yang tidak terdapat pada transkripsi disebut intron. Disamping

intron, lokasi titik permulaan dan titik akhir transkripsi sangat penting

diperhatikan. Kebanyakan transkrip tidak hanya merupakan kopi gen tetapi juga

daerah nukleotid pada kedua sisinya. Signal atau isyarat menentukan permulaan

dan akhir proses transkrip. Signal terletak dalam urutan polinukleotid pendek

yang mengatur kerja enzim polimerase yang menstranskrip.

Gambar 1. Beberapa hal yang penting dalam ekspresi gen

Kebanyakan metode analisis transkrip didasarkan kepada hibridisasi

antara transkrip RNA dengan pragmen DNA yang rnengandung gen bersangkutan

Pada hibridisasi asam nukleat, hibridisasi antara untai DNA komplernenter dengan

untai RNA terjadi sama cepatnya dengan hibridisasi antara molekul DNA untai

© 2003 Digitized by USU digital library 5

tunggal Hasil hibrid DNA-RNA dapat dianalisis dengan mikroskop elektron atau

dengan nuklease yang spesifik.

Pengamatan molekul asam nukleat dengan ME

Biasanya molekul DNA dicampur dengan protein seperti sitokrom misalnya

sitokrom c yang akan mengikat polinukleotid dan membungkusnya dalam lapisan

yang tebal. Molekul yang terbungkus ini harus diwarnai dengan uranil asetat atau

bahan padat elektron lain (Gambar 2). Jika gen mengandung intro maka daerah

untai DNA tidak akan memiliki homologi dengan transkrip RNA, sehingga tidak

terjadi pasangan basa. Sebaliknya akan terbentuk pelengkungan keluar (loop

out) yang memberikan gambaran khas pada pengamatan mikroskop elektron

(Gambar 3). Jumlah dan posisi lengkung tersebut akan sesuai dengan jumlah dan

posisi intron dalam gen. Informasi selanjutnya akan diperoleh dengan melakukan

perunutan gen dan mencari gambaran khas yang menandai batas-batas intron.

Analisa hibrid DNA-RNA dengan menggunakan nuklease

Hibrid DNA-RNA melibatkan penggunaan nuklease spesifik untuk untai

tunggal seperti nuklease S 1, ensim ini memecah DNA atau RNA untai tunggal,

termasuk daerah untai tunggal pada ujung molekul yang terutama beruntai

ganda atau pada hibrid DNA-RNA. Jika molekul DNA yang mengandung gen

dihibridisasi dengan transkrip RNAnya dan kemudian diberi nuklease S 1, maka

daerah untai tunggal DNA non hibrid pada tiap ujung hibrid akan didigesti

bersama-sama dengan intron yang melengkung keluar (Gambar 4).

Gambar 2. Preparasi molekul DNA dengan pengamatan ME

Gambar 3. Gambaran hibrio DNA-RNA antara gen yang mengandung intron

Fragmen DNA untai tunggal yang terlindung dari digesti nuklease S 1

dapat diambil kembali jika untai RNA dipecahkan dengan penambahan alkali.

Cara yang digunakan untuk mernilih fragmen restriksi yang membatasi

gen yang ditunjukkan pada Gambar 5. Fragmen Sau 3A yang mengandung

daerah yang membentuk kode 100 bp, bersama dengan urutan leader yang

© 2003 Digitized by USU digital library 6

mendahului gen dengan panjang 300 bp, telah diklon ke dalam vektor M 13 dan

didapatkan sebagai molekul untai tunggal. Sampel transkrip RNA ditambahkan

dan dibiarkan untuk bergabung dengan molekul DNA. Molekul DNA masih akan

merupakan untai tunggal, tetapi sekarang memiliki daerah kecil yang dilindungi

oleh transkrip RNA, kecuali daerah yang terlindungi semua akan didigesti oleh

nuklease S 1 dan RNA dipecah dengan alkali sehingga meninggalkan sebuah

fragmen DNA untai tunggal pendek.

Jika manipulasi tersebut diamati dengan seksama maka akan menjadi

jelas bahwa ukuran fragmen untai tunggal ini sesuai dengan jarak antara titik

permulaan transkrip dengan tempat Sau 3A sebelah kanan, oleh karena itu

ukuran fragmen untai tunggal tersebut ditentukan dengan elektroforesis dan

informasi ini digunakan untuk menandai titik permulaan transkrip pada urutan

DNA (Brown, 1991).

Gambar 4. Pengaruh nukleas S1 pada hibrid DNA-RNA

Gambar 5. Menentukan titik permulaan transkripsi

© 2003 Digitized by USU digital library 7

Pada tahun terakhir ini telah dikembangkan tekhnik manipulasi RNA,

termasuk cara untuk menentukan urutan RNA. Proses ini memberikan gambaran

dalam pengaturan ekspresi gen. Mengidentifikasi dan mempelajari produk

translasi gen yang diklonkan. Dua tehnik yang berhubungan yaitu Hybrid-Release

Translation (HRT) dan Hybrid-Arrest Translation (HART) digunakan untuk

identifikasi produk translasi yang dikode oleh gen yang diklonkan. Keduanya

tergantung pada kemampuan mRNA mumi untuk mengarahkan sintesa protein

dalam sistem translasi bebas sel (cell-free translation systeme). Sistem tersebut

merupakan ekstrak sel yang biasanya dibuat dari benih gandum atau retikulosit

kelinci, keduanya sangat aktif dalam sintesis protein serta mengandung ribosom,

tRNA dan molekul lain yang diperlukan untuk sintesa protein sampel mRNA

ditambahkan pada sistem translasi bebas sel bersama-sama dengan campuran 20

asam amino yang ditemukan pada protein yang satu diantaranya dilabel

(biasanya digunakan S32-metionin) molekul-molekul mRNA akan ditranslasi

menjadi campuran protein radioaktif yang dapat dipisahkan dengan elektroforesis

dan ditunjukkan dengan iiutodiograti (Gambal b). Tiap pita menunjukkan 1

protein yang dikodekan oleh salah satu molekul mRNA.

Gambar 6. Translasi babas sel

Analisa perbandingan DNA mitokondria pada jenis Gallus berbeda,

member gambaran perbedaan pada sekuen antara Gallus gallus seperti Gallus

sonnerati, Gallus varius clan Gallus lafayettei berturut-turut adalah 0,9%, 10,5%

clan 12,6%. Diasumsikan bahwa laju evolusi mtDNAnya adalah 3% per sejuta

tahun. Analisis mtDNA ini memberikan informasi tentang hubungan filogenik

maternal pada species Gallus (Munechika, et al. 1997). "

Mekanisme hormonan pada pengaturan ekspresi gen gel-gel mamalia

dipengaruhi oleh aktivitas cAMP, dimana c AMP berhubungan dengan pengaturan

sintesa enzim spesifik, seperti halnya pada bakteri. Mekanisme stimulasi sintesa

enzim spesifik seperti enzim steroid, hydrocortisone sama halnya dengan hormon

polipeptida seperti insulin. Perbedaan struktur dari hormon akan menunjukkan

mekanisme induksi enzim yang bebeda, seperti steroid yang diekspresi gennya

dimulai pada proses transkripsi dan insulin aktivitasnya dimulai pada tingkat post

transkripsi (Kenney, et al. 1973). Mekanisme regulasi dari lipoprotein lipase pada

© 2003 Digitized by USU digital library 8

tikut ditunjukkan pada tingkat translasi, namun tidak ada perubahan pada

mRNAnya (SafIari, et al. 1992).

Ekspresi gen untuk protein susu diatur oleh hormon growth factor dan

matriks ekstraselluler. Hormon prolaktin dan laktogen teraktifasi pada semua

tingkat. Ekspresi gen casein prolaktin meningkat pada tingkat transkripsi beta

casein gen dan stabil pada beta casein mRNA sedangkan hormon pertumbuhan

(somatotropin) pada alfa dan beta casein gen (Zwierzchowski, 1997).

Regulasi estrogen dan progesteron pada proses diferensiasi dan fungsional

dari oviduk ayam terfokus pada sintesa avolbumin. Mulai dari polipeptida tunggal

hingga 50% sampai 60% pada akhir diferensiasi. Proses yang dimulai dan

perubahan tekanan potensial untuk pemisahan elemen molekul yang

menyelubungi sintesa protein spesifik, termasuk polisom spesifik, rnRNA dan gen.

Langkah-langkah analisa regulasi antara transkripsi dan translasi pada mRNAs

spesifik seperti efek dari perkembangan dan variasi hormonal. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Interaksi hormon pada perkembangan dan fungsi oviduk ayam

Skema efek estrogen dan progesteron pada perkembangan dan fungsional

oviduk ayam, terlihat estrogen (pada ayam muda) mengalami diferensiasi

sitoplasma gel-gel kelenjar tubular pada waktu sintesa ovalbumin, di sebut

stimulasi primer. Jika diferensiasi terhenti maka sintesa ovalbumin juga terhenti.

lni menunjukkan bahwa gel-gel dalam keadaan toidak aktif disebut stimulasi

sekunder. Hal ini akan aktif kembali bila pada ribosom estrogen dan progesteron

diproduksi. Namun sebaliknya dapat juga terjadi dimana terbentuknya

progesteron dan estrogen akan menghalangi diferensiasi sitoplasma dan akhirnya

akan menggagalkan sintesa ovalbumin pada permukaan gel tetapi masingmasing

gel tetap mengalami perubahan bentuk (Kenney, et al. 1973)

IV. PENUTUP

Hormon merupakan bahan kimia yang disekresikan ke dalam cairan tubuh

oleh satu sel atau sekelompok sel dan dapat mempengaruhi fisiologi sel-sel

tubuh. Hormon akan bekerja sesuai dengan reseptornya. Masing-masing reseptor

pada sel berbeda-beda, ada yang terdapat pada membran sel, sitoplasma dan inti

sel. Di dalam inti akan diekspresikan sesuai dengan cetakan gennya.

Gen merupakan sepotong DNA yang akan menyandikan rantai polipeptida

dan RNA. Tidak semua gen diekspresikan secara tepat dalam bentuk polipeptida.

Ekspresi gen oleh masing-masing hormon akan menunjukkan tahapan yang

berbeda, hal ini tergantung pada struktur hormon tersebut.

© 2003 Digitized by USU digital library 9

V. DAFTAR PUSTAKA

Brown, T.A. 1991. Gene cloning an introduction (pengaturan kloning gene) S.A.

Muhammad, dkk. Yayasan Essentia Medica. Yogyakarta

Glick, B.R. and J.J. Pasternale. 1994. Molecular Biotechnology Principles and

Aplication of Recombinant DNA. ASM Pres. New York.

Guyton, A.C.1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.

Herrmann, K.M. and R.L. Somerville. 1983. Amino acid, Biosynthesis ang Genetic

Regulation. By Addison-Wessey Publishing Co. Inc. Canada.

Kenney, F; B.A. Hamkala; G.Favelulees and J.T. August. 1973. Gene Expression

and its Regulation. Plenum Press. New York.

Lehninger, A.L. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.

Mufarid, H. 1997. Beternak ayam hutan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Munechika, I; H. Suzuki and S.Wakana. 1997. Cmperative Analysis of the

Restriction Endonuclease Cleavage Pattern of Mitochondrial DNA in the

Genus Gallus. Poultry Science. Japan.

Safrari, B; J.M. Ong and P.A. Ken. 1992. Regulation of Adipsa Lipoprotein Lipase

Gen Expression by Thyroid Hormone in Rats. Depart. Of Medicine.

Davision of Endocrinology. USA.

Wiryosuhanto, S.D. dan S. Sudardjat. D. 1992. Aplikasi Kesehatan Hewan. Hasil

Semiloka Biotehnologi Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal

Peternakan. Dep. Pertanian. Jakarta.

Wulangi. K.S. 1989. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Erlangga. Jakarta.

Zwierzchowski, L. 1997. Recent Date ons the regulation of expression of milk

Protein Genes. Proceding of the Conference Commemorating the 40 th

anniversary of the Institute of Genetics and Animal Breeding. Poland.