Kalau artikel diatas bermanfaat, lebih baik kita berlangganan di bawah ini
children educations
Wednesday, September 16, 2015
ASI berhenti tiba-tiba,,,
Kalau artikel diatas bermanfaat, lebih baik kita berlangganan di bawah ini
Tuesday, September 15, 2015
Bahaya mi Instan bagi bayi ?
Jenis & jumlah pengawet diijinkan untuk digunakan telah dikaji keamanannya. Indonesia menganut Standarisasi internasional ditetapkan Codex Alimentarius Commission (CAC). Forum CAC (Codex Alimentarius Commission) merupakan organisasi perumus standar internasional untuk bidang pangan. Berbagai produk & industri makanan ada dsi Indonesia harus dibuat berdasarkan CODEX Alimentarius Commission, ba& standar makanan internasional. Menurut Permenkes No.722/1988, bahan pengawet diizinkan digunakan dalam makanan dalam kadar tertentu adalah Asam Benzoat, Asam Propionat. Asam Sorbat, Belerang Dioksida, Metil p-Hidroksi Benzoat, Kalium Benzoat, Kalium Bisulfit, Kalium Meta Bisulfit, Kalium Nitrat, Kalium Nitrit, Kalium Propionat, Kalium Sorbat, Kalium Sulfit, Kalsium Benzoit, Kalsium Propionat, Kalsium Sorbat, Natrium Benzoat, Metil-p-hidroksi Benzoit, Natrium Bisulfit, Natrium Metabisulfit, Natrium Nitrat, Natrium Nitrit, Natrium Propionat, Natrium Sulfit, Nisin & Propil-p-hidroksi-benzoit.
Sunday, May 2, 2010
Tips beternak Jangkrik
Dewasa ini pada masa krisis ekonomi di Indonesia, budidaya jangkrik (Liogryllus Bimaculatus) sangat gencar, begitu juga dengan seminar-seminar yang diadakan dibanyak kota. Kegiatan ini banyak dilakukan mengingat waktu yang dibutuhkan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2-4 minggu. Sedangkan untuk produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2-3 bulan.
Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi lebih dari 500 butir telur.
Penyebaran jangkrik di Indonesia adalah merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat tergantung untuk mengkonsumsi jangkrik yang berasal dari alam, lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota-kota dipulau jawa.
Telah diutarakan didepan bahwa untuk sementara ini, sentra peternakan jangkrik adalah dikota-kota besar dipulau jawa karena kebutuhan dari jangkrik sangat banyak. Sedangkan diluar pulau jawa sementara ini masih banyak didapatkan dari alam, sehingga belum banyak peternakan-peternakan jangkrik.
Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus wipositor-nya lebih pendek disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung, serta penampilannya yang tenang.
Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau seperti poksay, kacer dan hwambie serta untuk pakan ikan, baik juga untuk pertumbuhan udang dan lele dalam bentuk tepung.
LOKASI
1. Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik.
2. Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain sebagainya.
3. Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Menurut Farry, 1999, ternak jangkrik merupakan jenis usaha yang jika tidak direncanakan dengan matang, akan sangat merugikan usaha. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu penyusunan jadwal kegiatan, menentukan struktur organisasi, menentukan spesifikasi pekerjaan, menetapkan fasilitas fisik, merencanakan metoda pendekatan pasar, menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Karena jangkrik biasa melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran. Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang. Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang baku. Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang.
Menurut hasil pemantauan dilapangan dan pengalaman. peternak, bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.
2. Pembibitan
1. 1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif.
Adapun ciri-ciri indukan, induk betina, dan induk jantan yang adalah sebagai berikut:
a. Indukan:
sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap.§
kedua kaki belakangnya masih lengkap.§
bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.§
badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap.§
pilihlah induk yang besar.§
dangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.§
b. Induk jantan:
selalu mengeluarkan suara mengerik.§
permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.§
tidak mempunyai ovipositor di ekor.§
Induk betina:§
tidak mengerik.§
permukaan punggung atau sayap halus.§
ada ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur.§
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.
3. Sistem Pemuliabiakan
Sampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.
4. Reproduksi dan Perkawinan
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin.
Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu.
Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagiab dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).Selain peneluran secara alami, dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi kekurangannya ialah telur tidak merata matangnya (daya tetas).
5. Proses kelahiran
Sebelum penetasan telur sebaiknya terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.
3. Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Untuk mencegah gangguan hama, maka kandang diberi kaki dan setiap kaki masing-masing dimasukkan kedalam kaleng yang berisi air.
2. Pengontrolan Penyakit
Untuk pembesaran jangkrikn dipilih jangkrik yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar jangan sampai ada yang berjamur karena dapat menjadi sarang penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang basah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
3. Perawatan Ternak
Perawatan jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi yang cukup agar tidak saling makan (kanibal).
4. Pemberian Pakan
Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat darikacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun karena kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.
5. Pemeliharaan Kandang
Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai masuk kedalam kandang.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1. Penyakit, Hama dan Penyebabnya
Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yang serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yang menempel di daun. Sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cicak, katak dan ular.
2. Pencegahan Serangan Hama dan Penyakit
Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan dan daun tempat berlindung yang tercemar jamur harus dibuang. Hama pengganggu jangkrik dapat diatasi dengan membuat dengan membuat kaleng yang berisi air, minyak tanah atau mengoleskan gemuk pada kaki kandang.
3. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Untuk saat ini karena hama dan penyakit dapat diatasi secara prefentif, maka penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.
8. PANEN
1. Hasil Utama
Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.
2. Penangkapan
Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur yang kemudian untuk diperjual belikan. Sedangkan untuk jangkrik dewasa umur 40-55 hari atau 55-70 hari dimana tubuhnya baru mulai tumbuh sayap, ditangkap dengan menggunakan tangan dan dimasukkan ketempat penampungan untuk dijual.
Tuesday, November 11, 2008
Orang yang memelihara angsa sekarang ini sudah jarang kita temui. Padahal tanpa makanan yang khusus, angsa dapat berkembang biak dengan lebih baik dibandingkan kebanyakan unggas lainnya. Angsa tergolong sangat bandel dan relatif mudah tumbuh menjadi besar. Mereka lebih tahan terhadap penyakit dan hampir tidak memerlukan obat-obatan.
Satu hal yang barangkali meragukan, yaitu tentang air. Orang sering disodorkan foto angsa di atas air sehingga berkonotasi bahwa angsa dan air tidak dapat dipisahkan. Sebenarnya tidak demikian, bahkan sebaliknya lumpur dapat menimbulkan penyakit pada angsa. Angsa jelas dapat menjadi ternak peliharaan yang baik di pekarangan rumah.
Pemilihan bibit
Pertama-tama yang harus ditentukan adalah pemilihan bibit angsa. Memilih bibit tergantung dari tujuan pemeliharaannya. Bila untuk sekedar hobby maka akan banyak pilihan karena sifatnya kesukaan pribadi. Sedangkan untuk keperluan memproduksi daging atau telur, pilihan menjadi agak terbatas karena harus memperhitungkan faktor ekonomis yaitu ongkos produksi harus lebih rendah dari harga jual. Mengkalkulasi ongkos produksi sudah barang tentu bukan pekerjaan mudah bagi seorang pemula. Barangkali salah satu cara untuk mengurangi kerugian dari kemungkinan gagal adalah mulailah dengan sedikit. Untuk produksi daging usahakan agar waktu penjualannya yaitu saat angsa berumur 4 sampai 6 bulan jatuh menjelang Hari Raya Idulfitri yang biasanya harganya lebih baik. Untuk patokan harga daging dan telur tiap hari bisa dilihat di Departemen Perdagangan dan Perindustrian R.I.
Jenis bibit angsa yang terkenal diantaranya adalah Toulouse, Embden dan African yang tergolong paling berat tubuhnya, Pilgrim yang berat tubuhnya pertengahan dan Chinese yang paling ringan beratnya. Walaupun demikian, kecepatan pertumbuhan dan kemampuan berproduksi telur pada jenis bibit yang sama belum tentu akan sama hasilnya. Jadi dari pengalaman berternak nantinya, pilihlah bibit dari induk yang pertumbuhannya paling cepat dan menghasilkan banyak telur.
Angsa Toulouse Angsa Embden Angsa Afrika
Angsa Pilgrim Angsa China Angsa Norwegia
Kandang dan peralatan
Angsa tergolong binatang yang tidak kerasan tinggal di kandang. Biarkan mereka berkeliaran di halaman belakang sampai batas tertentu. Kandang diperlukan sebagai tempat berteduh dari hujan lebat dan angin kencang disamping sebagai tempat tidurnya. Ukuran kandang yang dianggap memadai untuk tiap ekor angsa adalah 1 X 1 meter persegi ditambah 3 sampai 4 X 1 meter persegi sebagai pekarangannya. Atap kandang diusahakan tidak bocor agar waktu hujan tetap kering. Makanan sebaiknya dibiasakan diberikan dalam kandang dalam baskom atau wadah plastik yang terbuka. Air minumannya diusakan berada di luar kandang untuk menjaga agar kandang tetap kering. Sarang tidak diperlukan kecuali sudah ada yang bertelur. Sarang bisa dibuat dari kotak kayu yang di dalamnya diberi alas dari serutan kayu atau pecahan strowbur. Cahaya di kandang harus cukup untuk menstimulasi percepatan produksi telur.
Memberi makan
Dalam masa pembiakan, pemberian 15% protein ditambah vitamin dalam kadar yang sama seperti untuk ayam dalam masa pembiakan dianggap telah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi. Makanan sebaiknya tetap tersedia, demikian pula halnya dengan kulit kerang dan pasir. Makanan lainnya tidak ada yang spesifik, dedak dicampur sayuran atau sisa makananpun tidak menjadi masalah. Angsa sangat lahap dalam memakan rumput atau daun-daunan. Dibawah ini adalah tabel komposisi nutrisi sebagai acuan apabila memungkinkan untuk memberikannya.
Komposisi bahan Starter Grower-Finisher(Range)
Ground yellow corn 15 20
Ground barley 20 25
Ground oats 20 25
Meat scrap (50%) 2 3
Soybean oil meal (47%) 21,5 4
Dried whey 2 -
Dehidrated alfalfa meal (17%) 3 -
Dicalcium phosphate 0,5 -
Iodized salt 1 1
TOTAL 100 100
Tambahan:
Riboflavin 2 gram/ton -
Niacin 20 gram/ton -
Vitamin B12 6 miligram/ton -
Apabila pemeliharaan angsa dimaksudkan untuk dikonsumsi, umur angsa yang baik untuk dikonsumsi adalah 4 sampai 6 bulan. Keram mereka pada sangkar yang lebih kecil dan berikan makanan penuh (full feed) 3 atau 4 minggu sebelum batas waktu dikonsumsi.
Adalah sangat mungkin untuk menumbuhkan angsa lebih cepat dengan memberi makan penuh (full feeding grower-finisher pellets) sepanjang masa pertumbuhan. Akan tetapi bila mereka telah mencapai berat yang diinginkan (5,5 sampai 7,5 kilogram) dalam waktu 12 sampai 14 minggu, maka kondisi bulunya akan banyak bulu-bulu pendek yang akan sulit dicabut dan dibersihkan. Setelah lewat 14 minggu, kondisi bulunya akan cepat membaik. Jadi ada baiknya menghemat rumput dengan membatasi pemberiannya pada masa awal dan berkonsentrasi pada masa akhir menjelang dikonsumsi atau dipasarkan.
Pembiakan
Biasanya angsa paling baik dijodohkan sepasang atau bertiga. Angsa jantan yang perkasa akan puas mendapat jodoh dengan 4 atau 5 betina. Apabila mereka telah memilih sendiri pasangannya, maka banyak sekali jantan berpasangan dengan betina yang sama dari tahun ke tahun. Jumlah telur yang dihasilan pada tahun ke dua akan lebih vanyak dari tahun pertama. Prosentase keberhasilan penetasannyapun semakin baik. Induk angsa dapat terus memproduksi telur sampai 10 tahun. Dari hasil penelitian, kemampuan reproduksi angsa jantan lebih cepat menurun dibandingkan angsa betina.
Pemeliharaan telur
Ambil telur dua kali tiap hari, terutama pada musim hujan. Selalu hati-hati dalam pengentasan telur. Berihkan bilamana dipandang perlu. Temperatur yang paling baik pada tempat penyimpanan telur adalah 7 sampai 13°C dengan kelembaban relatif paling kecil 70%. Bila telur akan disimpan lebih dari dua hari, balikkan tiap hari agar prosentase penetasannya meningkat. Apabila cara penyimpanan telur kurang baik, prosentase penetasan ini menurun setelah telur disimpan 6 - 7 hari. Apabila cara penyimpanannya tepat telur dapat bertahan 10 sampai 14 hari dengan hasil pengentasan yang tidak berkurang.
Pengeraman telur
Masa penginkubasian telur angsa yang paling umum adalah antara 29 sampai 30 hari. Empat sampai enam telur dapat diinkubasi pada setelan untuk ayam betina sedangkan 10 sampai 12 telur pada setelan angsa. Balikkan telur tiga atau lima kali sehari apabila incubator tidak bekerja sendiri. Angka bilangan pembalikkan telur harus ganjil untuk mencegah letak telur berada pada posisi yang sama tiap malam.
Apabila telur dieram oleh induk ayam, ambilah anak angsa dari sarang segera setelah dientaskan. Simpan di tempat yang hangat sampai beberapa jam. Apabila anak angsa tidak segera diambil, maka induk ayam mungkin akan meninggalkan sarangnya lebih awal sebelum semua telur menetas. (IRS 5 Desember 2001)
Nah sekian tip tentang "Cara memelihara angsa di halaman rumah". Selamat memulai dan semoga berhasil! Sering-seringlah mampir di situs Peternakan ini karena kami sedang mempersiapkan tip-tip yang lain.
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/angsa.html
Suatu varietas ayam adalah suatu ras atau family dari ayam yang memiliki kesamaan umum dalam hal ukuran, bentuk atau profil, dan pembawaan. Semua ayam dalam satu varietas akan memiliki karakteristik yang sama yaitu: warna kulit, Varietas ini selanjutnya dibagi ke dalam beberapa kelas. Kelas ayam yang sudah banyak dibudidayakan pada umumnya diberi nama yang dikaitkan dengan tempat asalnya, misalnya American, Asiatic, English, Mediteranian, dan semacamnya.
Untuk memulai usaha kecil-kecilan di bidang peternakan ayam, ada tiga jenis varietas yang bisa dipilih berdasarkan tujuan pemeliharaannya, yaitu: ayam petelur, ayam pedaging atau ayam potong, dan ayam berfungsi ganda untuk kedua maksud tersebut.
Ayam petelur - Ayam ini tubuhnya relatif lebih kecil. Produksi telurnya antara 250 sampai 280 butir per tahun. Telur pertama dihasilkan pada saat berumur 5 bulan dan akan terus menghasilkan telur sampai umurnya mencapai 10 - 12 tahun. Umumnya, produksi telur yang terbaik akan diperoleh pada tahun pertama ayam mulai bertelur. Produksi telur pada tahun-tahun berikutnya cenderung akan terus menurun.
Ada dua pilihan untuk ayam petelur ini yang dibedakan dari warna telurnya, yaitu:
Telur berwarna putih
Ayam petelur dengan telur berwarna putih yang terbaik adalah dari Jenis ras Leghorn. Hanya saja ayam ini suka terbang dan sangat berisik. Jenis ras lainnya yang menghasilkan telur putih diantaranya adalah Minorcas. Anconas, dan California White.
Red Leghorn Pearl White Leghorn
Telur berwarna coklat
Sedangkan ayam peterlur dengan telur berwarna coklat yang terbaik adalah dari Jenis ras Production Red. Ayam hibrida ini adalah hasil perkawinan silang dari ayam petelur Rhode Islands Red dan New Hampshire. Sedangkan ayam ras Rhode Islands Red dan New Hampshire sendiri sudah tergolong sebagai ayam petelur yang baik dalam menghasilkan telur berwarna coklat.
Barred Rock Black Australorp Production Red Gold Star
Black Sex Link White Rock Buff Orpington Silver Laced Wyandotte
Ayam pedaging - Ayam silang Cornish Rock adalah ayam pedaging yang tergolong terbaik pada saat ini. Ayam ini merupakan hasil silang dari Cornish dan Plymouth Rock. Ayam pedaging lainnya yang tergolong baik adalah dari jenis ras Brahmas, Cochins, dan Cornish. Ayam pedaging yang baik adalah ayam yang mengkonsumsi dua kilogram pakan untuk menghasilkan satu kilogram berat tubuhnya. Ayam betina pada umumnya djual ke pasar pada saat beratnya mencapai antara satu tiga per empat kg sampai dua setengah kg sedangkan ayam jantan antara tiga kg sampai empat kg. Ayam yang semakin cepat pertumbuhannya maka semakin ekonomis unuk dipelihara.
Red Broiler Black Broiler
Ayam berfungsi ganda - Ayam pada jenis ini merupakan campuran antara ayam petelur dan ayam pedaging. Dominiques, Plymouth Rocks, Sussex, Orpington, and Wynadottes adalah beberapa ras ayam dari ayam berfungsi ganda. Ayam kampung di negara kita adalah termasuk pada jenis ini.Telur ayam jenis ini berwarna coklat dan mereka membesarkan sendiri anak-anaknya. Pada umumnya mereka tidak menghasilkan berat tubuh secepat ayam pedaging dan juga tidak menghasilkan telur sebanyak ayam petelur. Ayam ini berciri khas sebagai ayam yang dipelihara di halaman belakang rumah. Peternak akan memperoleh telur ayam untuk konsumsi sehari-hari disamping sesekali memperoleh daging ayam jantan dari kelebihan jumlah yang diperlukan dan daging ayam-ayam tua yang sudah tidak produktif lagi.
Pertimbangan lain dalam memilih jenis varietas ayam adalah kondisi cuaca lokal di tempat peternakan berada.
Ayam yang berbulu tebal akan lebih cocok dipelihara ditempat yang bercuaca lebih dingin dari pada ayam yang berbulu tipis. Orpingtons, Brahmas, Cochins. Plymouth Rocks, Rhode Island Reds dan Wyandottes adalah ayam-ayam yang berbulu tebal yang berarti cocok pada cuaca dingin. Leghorn, Minorca, Andalusian, Hamburgs dan ayam Mediterranean lainnya akan lebih baik dipelihara pada tempat-tempat yang bercuaca lebih hangat.
Untuk lebih jelasnya dalam menentukan varietas yang cocok dengan cuaca lokal di tempat Anda, sebaiknya dikonsultasikan pada Dinas Peternakan Ayam setempat atau perusahaan ternak ayam terdekat.
Lebih lanjut, sebaiknya dibiasakan membeli anak ayam yang berkualitas sesuai kebutuhan. Apabila anak ayam dibeli dari perusahaan peternakan ayam, mintalah sekalian divaksinasi terhadap penyakit Marek. Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan segera setelah anak ayam dientaskan agar sepanjang hidupnya tercegah dari serangan penyakit Marek yang sangat mematikan. Untuk broiler atau ayam pedaging, agar lebih murah harganya, pilihlah anak ayam yang belum diseleksi kelaminnya (straight-run).
Hendaknya diingat bahwa pada waktu memilih varietas ayam ini apabila ada yang cocok jangan dulu langsung dibeli. Anggap saja Anda berada dalam tahapan sedang melakukan survey, bukan sedang membeli. Pembelian anak ayam sebaiknya dilakukan apabila segala persiapan untuk kedatangan anak ayam telah selesai dikerjakan, karena apabila belum siap maka risiko kematian anak ayam yang baru dibeli tersebut akan sangat tinggi.
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik01.html
Persiapan Sebelum Anak Ayam Tiba
Biasakan membeli anak ayam yang berkualitas sesuai kebutuhan. Untuk ayam petelur, belilah anak ayam betina yang telah diseleksi kelaminnya (sexed pullet). Untuk jenis rasnya pilihlah Leghorn atau Rhode Island Red atau ayam lainnya yang masuk dalam katagori sebagai ayam petelur yang baik. Untuk broiler atau ayam pedaging, agar lebih murah harganya, pilihlah anak ayam yang belum diseleksi kelaminnya (straight-run). Untuk jenis rasnya pilihlah Plymouth Rock atau ayam pedaging komersial lainnya.
Apabila anak ayam dibeli dari perusahaan peternakan ayam, mintalah sekalian divaksinasi terhadap penyakit Marek. Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan segera setelah anak ayam dientaskan agar sepanjang hidupnya tercegah dari serangan penyakit Marek yang sangat mematikan.
Barang bekas berupa kotak kayu yang besar dapat dibuat sebagai kandang anak ayam. Buatlah lubang disisinya untuk memasukkan kabel lampu. Lampu 60 Watt di dalam kandang akan memberikan panas yang cukup pada anak ayam dan biasanya mereka akan mencari sendiri posisi yang paling nyaman. Usahakan agar lampu tidak menyentuh kandang untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebakaran.
Sebagai alas atau talam (litter) dalam kandang dapat digunakan kulit gabah atau butiran strowbur (plastik busa) yang masih baru dengan ketebalan antara 10 sampai 15 cm. Kandang yang baik bagi anak ayam adalah apabila suhu di sisi luar sebelah bawah kandang berkisar antara 30 sampai 32ºC. Sebilah papan atau anyaman kawat setinggi kurang lebih 60 cm dari dasar kandang dipasang sebagai penghalang anak ayam dari sumber panas.
Ventilasi kandang merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya suhu di dalam kandang. Beberapa ventilasi sebaiknya disediakan penutupnya. Pada musim dingin, semua ventilasi yang menghadap pada arah angin masuk terutama yang dekat lantai hendaknya ditutup. Sedangkan pada musim panas, bukalah ventilasi selebar-lebarnya agar udara segar masuk sebanyak-banyaknya.
Penggunaan kipas harus dihindarkan karena dapat mnyebabkan ayam menjadi sakit. Disamping penyakit stres, ayam yang berada dalam tempat yang terlalu panas karena sistem ventilasi yang buruk, akan tidak mau makan atau minum secara normal. Akibatnya ayam akan cacat dan bagi ayam petelur tidak akan tumbuh dengan baik atau kerdil.
Kandang harus aman dari gangguan kucing, tikus, serta binatang pemangsa lainnya. Periksa juga atapnya apakah tidak bocor apabila hujan turun.
Sebelum anak ayam tiba, Anda harus yakin betul bahwa Anda telah siap menerimanya. Kandang dan semua peralatan telah dibersihkan dan disemprot anti hama. Pekerjaan tersebut sudah harus selesai beberapa hari menjelang anak ayam tiba sehingga kandang benar-benar telah kering pada saat anak ayam tiba.
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik02.html
Mulai Menempatkan Anak Ayam dengan Benar
Segala sesuatunya sudah harus siap bila anak ayam Anda tiba - kandang kering, peralatan bersih, suhu kandang diatur tepat, tempat air dan makanan terisi, lantai ditutup bersih, alas (litter) kering, dan penghalang panas berjalan dengan baik. Anda sekarang siap menempatkan anak ayam untuk dibesarkan.
Bila anak ayam tiba, secara lembut angkat mereka dari kotak pengirimannya dan letakkan pada kandang yang hangat. Jangan dijatuhkan atau ditaburkan begitu saja karena dapat melukainya dan akan tetap cacat. Anak ayam yang masih kecil harus mendapat banyak makanan dan air segera setelah diletakkan di kandang. Sediakan paling sedikit empat tempat berukuran satu quart ( ± satu liter) atau dua tempat berukuran satu galon (empat quart) air untuk tiap 100 anak ayam. Masukkan sekitar lima anak ayam ke tempat air agar mereka tahu dimana air berada.
Tempatkan pakan pemula (starter feed) pada karton tempat telur atau kertas yang berukuran 12"x12" dan diletakkan disekitar tempat minum. Penempatan pakan yang bersifat sementara ini diperlukan agar mudah kelihatan oleh anak ayam dan memancingnya agar segera memakannya. Tempat pakan biasa yang berukuran kecil ditempatkan di dalam kandang pada hari ke dua untuk mengurangi penghamburan makanan. Karton telur atau kertas tempat makanan sementara bisa dikeluarkan bila anak ayam telah berusia 5 hari dan terlihat telah makan dari tempat makan yang disediakan.
Penyakit dapat segera menyebar apabila pakan dan minuman untuk anak ayam telah terkontaminasi. Pakan dan air harus diperiksa setiap hari. Apabila kotor dan kemungkinan telah terkontaminasi, tempat pakan dan air harus segera dibersihkan. Pakan dan minumannya juga harus diganti dengan yang baru. Tempat pakan harus benar-benar kering sebelum diisi dan pakan tersebut harus senatiasa berada dalam keadaan kering. Penyebab utama dari penyakit adalah bersumber dari pakan dan air yang tidak bersih.
Beberapa hari pertama dari kehidupan anak ayam adalah masa yang paling kritis sehingga harus hati-hati. Berilah perhatian tambahan dalam menyediakan kebutuhan dasar anak ayam agar kelak dapat memungut hasilnya.
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik03.html
Perhatian pada Anak Ayam
Bunyi anak ayam adalah kunci untuk mengetahui keadaan kenyamannya. Apabila merasa senang, makan cukup, suhu cocok, dan perasaan nyaman maka senangnya anak ayam ditunjukkan dengan mengeluarkan bunyi yang bernada rendah dan lembut. Apabila kedinginan, maka suara anak ayam akan tidak beraturan dan cenderung menciak keras. Jadi, periksalah kandangnya apabila mereka berisik.karena anak-anak ayam yang merasa kurang nyaman - alas lembab, kepanasan, kelaparan, atau kehausan - akan mengeluarkan bunyi yang riuh dan keras.
Anak ayam yang kedinginan ataupun kepanasan pertumbuhan awalnya akan lamban dan tidak akan berkembang menjadi petelur yang menguntungkan. Jadi harus selalu diperiksa bahwa mereka tidak memperoleh suhu yang terlampau dingin atau terlampau panas. Penghalang panas hanya diperlukan selama 3 - 4 hari pertama untuk melatih anak ayam dimana tempat yang panas berada. Penghalang ini harus dipindahkan setelah hari ke tujuh.
Suhu di dalam kandang bagi anak ayam berumur sehari disarankan berkisar 32ºC. Suhu ini diturunkan 3 sampai 4 derajat tiap minggu sampai palng rendah mencapai 21ºC akhir minggu ketiga. Setelah itu, panas dari kandang biasanya tidak diperlukan lagi kecuali apabila angin dingin menyerang.
Kebersihan merupakan keharusan. Tempat minum harus dibersihkan tiap hari. Alas kandang tdak boleh basah karena anak ayam akan kedinginan. Kandang tidak boleh lembab karena dapat mengundang penyakit.
Anak ayam selamanya harus memperoleh banyak pakan dan minum. Pakan pemula (starter feed) adalah satu-satunya makanan untuk anak ayam sampai berumur 6 minggu. Pakan "grower" atau "finisher" diberikan pada ayam jantan yang nantinya dimaksudkan untuk dijual, sedangkan pakan "developer" diberikan pada ayam betina sampai umurnya mencapai 20 minggu. Ayam betina yang sedang bertelur diberikan pakan "layer" yang mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menghasilan produksi telur yang tinggi. Mengganti sebagian pakan "layer" dengan makanan lain akan mengurangi kemampuannya dalam memproduksi telur.
Perhatian yang diberikan pada anak ayam yang dimulai dari saat kedatangannya sampai dengan masa pertumbuhannya dapat menentukan berapa banyak jumlah anak ayam yang akan bertahan hidup dan berapa banyak telur yang akan dihasilkannya pada saatnya nanti mereka bertelur.
Tabel program pencahayaan untuk Leghorn
Komposisi Terang dan Gelap
Umur Ayam Terang Gelap
0 sampai 3 hari 22,00 2,00
3 hari sampai 1 minggu 20,00 4,00
1 sampai 2 minggu 18,00 6,00
2 sampai 3 minggu 16,00 8,00
3 sampai 8 minggu 14,50 9,50
9 minggu 14,00 10,00
10 minggu 13,75 10,25
11 minggu 13,50 10,50
12 minggu 13,25 10,75
13 minggu 13,00 11,00
14 minggu 12,75 11,25
15 sampai 17 minggu 12,50 11,50
18 minggu 13,50 10,50
19 minggu 14,50 9,50
20 minggu 15,00 9,00
21 minggu 15,50 8,50
22 minggu 15,75 8,25
23 minggu 16,00 8,00
24 minggu 16,25 7,75
25 minggu dan seterusnya 16,50 7,50
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik04.html
Penyediaan Tempat untuk Anak Ayam
Agar anak ayam tumbuh dan tetap sehat, mereka harus disediakan ruangan yang luas untuk bermain, makan, dan minum. Berikan banyak tempat pakan dan air minuman. Anak ayam yang masih kecil tidak akan berjalan lebih dari 3 meter untuk mencari pakan dan air. Tiap 10 ekor anak ayam membutuhkan satu m2 luas lantai sampai mereka berumur 6 minggu. Anak ayam membutuhkan tempat yang cukup di sekitar makanan sehingga semuanya bisa makan secara bersamaan tanpa berdesakan.
Sediakan tempat pakan sebanyak 2 buah yang panjangnya 1,5 meter atau 6 buah yang panjangnya 45 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam selama 3 minggu pertama. Setelah itu, sediakan tiga atau empat buah tempat pakan yang panjangnya 1,5 m untuk tiap 100 ekor ayam.
Jangan menghambur-hamburkan makanan. Bagian terbesar unsur biaya dalam ongkos produksi ternak ayam adalah pakan. Selama beberapa minggu pertama tempat pakan diisi hampir penuh. Jangan terlampau penuh karena akan diacak-acak oleh anak ayam dan berhamburan di dalam kandang. Setelah anak ayam sedikit besar, isi pakan dikurangi sampai setengah tinggi tempat pakan. Gunakan alat untuk mencegah anak ayam masuk ke tempat pakan dan mengaisnya sehingga berhamburan ke luar atau mengkontainasi makanan yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
Secara bertahap, tempat air haus diganti dari ukuran quart ke galon atau menggunakan tempat air yang otomatis. Sediakan tiga atau empat tempat air yang berisikan satu galon atau dua buah tempat air otomatis untuk tiap 100 ekor ayam.
Tempat air harus selalu berisikan air yang bersih, segar, dan dingin. Wadahnya sendiri harus dibersihkan, dicuci dengan sabun dan diisi kembali tiap hari. Bila memungkinkan ketinggian air selalu barada di pertengahan kedalaman. Secara berkala, ketinggian dari tempat air dan tempat pakan disesuaikan dengan tingginya punggung ayam.
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik05.html
Kebutuhan atas Udara Segar
Ventilasi yang tepat di kandang pemanas anak ayam adalah hal yang sangat penting. Penggunaan kipas harus dihindarkan karena dapat mnyebabkan ayam menjadi sakit. Disamping penyakit stres, ayam tidak akan mau makan atau minum secara normal apabila berada dalam tempat yang terlalu panas karena sistem ventilasi yang buruk. Akibat lebih lanjutnya adalah ayam akan cacat dan menjadi kerdil.
Waspadalah terhadap kemungkinan terjadinya perubahan cuaca yang tiba-tiba. Buatlah penyesuaian yang diperlukan atas sistem ventilasi kandang. Pada musim dingin, tutup semua ventilasi yang menghadap pada arah angin masuk terutama yang dekat lantai. Pada musim panas, bukalah ventilasi selebar-lebarnya agar udara segar masuk sebanyak-banyaknya.
Ventilasi yang baik dapat mencegah penyakit yang disebut coccidiosis. Apabila penyakit ini menyerang, ayam akan banyak yang mati dan yang bertahan hidup akan cacat seumur hidupnya.
Coccidiosis adalah penyakit yang ditimbulkan oleh binatang bersel satu (protozoa) yang menyerang sistem pencernaan. Jangan biarkan penyakit pembunuh ini menyerang tiba-tiba. Pendarahan dan kotoran berwarna hitam adalah indikasi awal dari penyakit ini, terutama coccidiosis jenis cekak (cecal). Anak ayam yang terinfeksi bulunya tidak mulus, aktivitasnya di bawah normal dan nafsu makan dan minumnya berkurang.
Pencegahan yang paling baik untuk Coccidiosis adalah pengelolaan dan sanitasi yang cermat. Semua peralatan agar senantiasa dijaga dalam keadaan bersih, terutama tempat pakan dan tempat air. Organisme coccidia membutuhkan tempat yang berada dalam kondisi yang lembab atau basah untuk melanjutkan siklus kehidupannya. Apabila membersihkan tempat air, jangan membuang sisa air ke alas kandang. Alas kandang harus senantiasa kering dengan membalikannya tiap minggu serta membuang kotoran yang menempel padanya. Ventilasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga alas kandang tidak sapai lembab. Sirkulasi udara dalam kandang harus bekerja dengan baik tetapi hindarkan penggunaan kipas angin terutama apabila anak ayam masih kecil.
Coccidiosis dapat menyerang setiap saat setelah anak ayam berumur 2 minggu. Jangan menunggu sampai semua ayam di kandang menunjukkan gejala yang sama baru mengambil tindakan pengobatan. Begitu kelihatan ada tanda yang menngarah pada penyakit itu, segera dapatkan obat yang cocok dari toko obat atau perusahaan peternakan ayam. Lakukan pengobatan segera dengan mengikuti petunjuk yang tertera pada label obat.
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik06.html
Penyediaan Air Bersih Yang Memadai
Air adalah hal yang vital untuk pertumbuhan anak ayam. Berikan air yang cukup yang ditempatkan pada tiap jarak 3 meter dalam kandang. Meletakkan tempat air pada ranggka kandang akan menolong mencegah alas kandang terkena tumpahan air sehingga alas kandang tersebut berada dalam keadaan tetap kering.
Untuk tiap 15 anak ayam diperlukan satu air mancur yang berisikan satu liter air. Apabila jumlah anak ayam lebih banyak, maka untuk menghemat waktu dan tenaga kerja, sebaiknya disediakan tempat air yang berukuran lebih besar. Dua buah air mancur yang berukuran empat liter adalah cukup untuk memenuhi kebutuhan 100 anak ayam. Keseratus anak ayam ini akan mengkonsumsi paling sedikit empat sampai lima liter air setiap hari pada enam minggu pertama pertumbuhannya. Setelah itu sejalan dengan pertumbuhannya mereka akan membutuhkan air yang lebih banyak sehingga jumlah air mancur perlu ditambah.
Yakinkan bahwa tiap anak ayam bisa memperoleh air yang segar, bersih dan dingin sepanjang waktu. Peralatan air mancur dibersihkan dan diisi setiap hari.
Ada baiknya semua peralatan air minumnya tiap minggu disanitasi dengan satu ons cairan chlorine dicampur dalam 20 liter air. Rendam peralatan tersebut selama lima belas menit sebelum diisi air kembali.
Apabila udara sekitar atau suhu pemanas dalam kandang sangat tinggi, air minumnya sebaiknya tiap harinya diganti beberapa kali agar anak ayam tetap memperoleh air yang dingin. Apabila suhu air lebih dari 37C maka anak ayam akan mengurangi mengkonsumsi air sehingga nantinya akan mempengaruhi pertumbuhannya.
Penggunaan gula atau vitamin yang ditambahkan pada air minumnya untuk memperoleh anak ayam yang berkualitas dan sehat tidak diperlukan. Apabila penambahan ini dilaksanakan, maka semuanya harus melalui proses penggantian dan pembersihan tiap hari untuk menghindari munculnya penyakit dari sisa bahan tambahan tersebut.
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik07.html
Memberi Pakan Yang Tepat
Anak ayam memerlukan pakan berkualitas tinggi agar tumbuh dengan prima. Pakan yang mengandung nutrisi seimbang dapat diperoleh dari toko makanan ayam. Berikan pakan “starter” untuk anak ayam selama tiga minggu pertama dan kemudian disambung dengan “grower” sampai berumur 10 minggu. Bagi ayam petelur, berikan pakan “developer” pada umur 10 sampai 20 minggu. Setelah lewat 20 minggu, berikan pakan “laying mash” agar dapat menghasilkan tingkat produksi telur yang tinggi dengan kualitas telur yang baik.
Hindari pemberian pakan tambahan selain pakan seperti yang disebutkan di atas. Menu pakan starter, grower, developer, dan layer diformulasikan dan dirancang sebagai satu-satunya pakan untuk makanan ayam. Apabila makanan tambahan diberikan, ayam cenderung untuk mengurangi mengkonsumsi pakan komplit yang seharusnya dengan adanya makanan tambahan tadi, dan akhirnya mereka tidak menerima jumlah nutrisi yang semestinya. Akibatnya ayam menjadi kekurangan gizi dan tingkat pertumbuhannya atau produksi telurnya akan menurun, dan kemudian mati.
Berikan ruang pakan yang luas. Setiap anak ayam pada tingkat awal memerlukan 2,5 cm ruang pakan. Kebutuhan ruang pakan ini meningkat sejalan dengan pertumbuhannya. Berikan satu atau dua tempat pakan berukuran 120 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam untuk 3 minggu pertama. Setelah lewat waktu tersebut, berikan tiga atau empat tempat pakan berukuran 120 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam.
24" slide top feeder 6" Mason Jar Galvanized feeder
Jangan membuang-buang pakan. Tiga per empat atau lebih dari biaya produksi ternak ayam adalah biaya untuk pakan. Jangan pernah mengisikan pakan melebihi setengah dari isi tempat pakan, karena anak ayam akan mengaisnya sehingga pakan akan berhamburan ke alas kandang dan akhirnya terbuang percuma. Dan penahan tampias pada tempat pakan dijaga agar berada pada tempatnya untuk mengurangi penghamburan pakan dan mencegah terjadinya kontaminasi. Naikkan ketinggian tempat pakan disesuaikan dengan pertumbuhan anak ayam. Bibir tempat pakan harus senantiasa sama tinggi dengan punggung anak ayam.
Jangan biarkan kehadiran ayam jantan yang tidak direncanakan mengurangi kesempatan tumbuh pada ayam petelur. Ayam jantan adalah broiler yang baik untuk dikonsumsi saat berumur 7 sampai 9 minggu. Memisahkan ayam jantan dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengeluaran biaya untuk pakan. Apabila yang diperlukan adalah ayam petelur, maka untuk peliharaan ayam berikutnya sebaiknya membeli anak ayam yang baru dientaskan dalam keadaan telah dipilih jenis kelaminnya (sexed pullet). Apabila membeli dalam keadaan campuran (straight-run). ayam jantan baru dapat diketahui setelah berumur 6 minggu dan rencanakan untuk menjualnya setelah mencapai ukuran yang diinginkan.
Tabel panduan pemberian pakan pada ayam petelur
Pakan & Umur Protein % Met. Energy, Kcal/lb.
Starter, 0 - 6 minggu 20,0 1325 - 1375
Grower, 6 - 8 minggu 18,0 1350 - 1400
Developer, 8 - 15 minggu 16,0 1375 - 1425
Pre Layer, 15 - 18 minggu 14,5 1350 - 1400
Layer, selama bertelur 15,0 1300 - 1450
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik08.html
Memelihara Perkembangan Ayam
Dengan sistem ventilasi dalam kandang yang tepat, pemberian air minum yang bersih, dan pemberian makanan yang dijaga keseimbangannya maka anak ayam akan terus tumbuh dengan baik. Ventilasi yang tepat akan menjaga kandang dan alasnya tetap kering sehingga membantu dalam mencegah timbulnya penyakit. Alas yang basah atau kandang yang lembab akan mengundang penyakit. Selanjutnya, anak ayam akan tumbuh lebih cepat dan hidup lebih baik bila mereka ditempatkan pada kandang yang cukup luas. Tambahkan tempat pakan dan tempat minumnya sesuai kebutuhannya dengan semakin besarnya tubuh anak ayam mengikuti pertumbuhannya.
Ayam betina yang akan dipelihara untuk memproduksi telur memerlukan banyak pakan yang masih segar dan air bersih sepanjang waktu. Jangan biarkan mereka kelaparan apabila tidak menginginkan produksi telurnya mengecewakan pada saatnya bertelur nanti.
Sediakan pakan penumbuh (growing mash) yang baik di depan ayam sepanjang waktu. Air harus tetap segar dan dingin. Air mancur dijaga agar senantiasa dalam keadaan yang baik dan selalu dibersihkan setiap hari.
Saat ayam betina sedang tumbuh adalah saat yang paling baik untuk membentuk berat tubuhnya yang baik, kuat dan penuh vitalitas. Saat yang paling kritis selama hidupnya ayam betina adalah selama masa pertumbuhannya. Apabila Anda menginginkan ayam yang memberikan keuntungan, maka perhatikan bahwa mereka berkembang dengan baik selama masa pertumbuhannya.
Bersihkan semua sampah dan benda-benda aneh dari tempat pakannya setiap hari. Apabila pakan untuknya kelihatan basah pada tempat makananya, sebaiknya segera diganti. Bersihkan dan keringkan tempat pakannya sebelum diisi kembali dengan makanannya yang baru.
Tempat yang terlalu berdesak-desakan, temperatur yang terlalu panas, tempat pakan dan tempat air minum yang kurang banyak, pakan yang tidak mencukupi, dan adanya penyakit parasit merupakan sumber dari timbulnya kanibalisme. Pemeliharaan serta pengelolaan ternak ayam yang baik akan mencegah timbulnya problema kanibalisme.
Apabila anak ayam dibiarkan berkeliaran, mereka harus dilindungi dari pemakan mangsa dan ayam yang buas terutama pada malam hari. Tikus dan kutu ayam kalau dibiarkan dapat menyebabkan kontaminasi pada makanan ayam yang ahirnya dapat menimbulkan penyakit.
Pisahkan ayam betina muda dari yang lebih tua. Hal Ini akan menolong mengurangi kemungkinan menyebarnya penyakit dari induk ayam yang lebih tua ke yang lebih muda. Ayam betina dapat terkena penyakit cacing. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, terdapat sejumlah obat yang dapat dipergunakan untuk mencegah parasit pada ayam yang datangnya dari dalam. Dengan pengelolaan dan sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi terjangkitnya parasit. Periksalah beberapa ayam betina dari waktu ke waktu untuk parasit yang datangnya dari luar seperti kutu ayam.
Tetaplah berjaga-jaga atas munculnya setiap pertanda yang menunjukkan awal timbulnya penyakit. Apabila identifikasi masalah dibuat lebih dini, maka akan lebih mudah dalam menangani dan menghilangkan masalah tersebut dari pada menunggu setelah kerusakan terjadi. Banyak penyakit yang dapat diidentifikasikan berdasarkan gejala-gejala yang ditunjukkannya.
Sebaiknya menghubungi tenaga ahli ternak ayam atau pedagang yang berkecimpung dalam usaha ternak ayam untuk memperoleh bantuan apabila menghadapi masalah penyakit pada ayam Anda.
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik09.html
Vaksinasi Ayam
Kerugian besar dalam produksi telur yang terjadi pada kebanyakan peternakan disebabkan oleh gagalnya memvaksinasi terhadap penyakit Fowl fox dan Newcastle. Jangan biarkan penyakit tersebut lepas dari penjagaan Anda. Vaksinasilah sebelum terlambat. Beberapa minggu produksi akan hilang bila ayam betina yang tidak divaksinasi terkena penyakit setelah mereka mulai bertelur.
Vaksinasi terhadap kedua penyakit tersebut di atas dapat dilakukan setiap saat setelah ayam berumur 8 minggu. Jangan menunggu lebih lama setelah 8 minggu karena akan menghadapi risiko besar atas kehilangan beberapa ayam. Untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan akibat dari vaksin, pada saat divaksinasi ayam harus berada dalam keadaan sehat atau tidak sedang terinfeksi parasit. Sekali vaksinasi hanya untuk satu jenis penyakit, sedangkan vaksinasi untuk jenis penyakit lainnya dapat dilakukan kurang lebih 3 minggu sesudahnya.
Methode yang digunakan untuk memvaksinasi terhadap penyakit Fowl Pox dan Newcastle adalah methode jaringan sayap. Methode ini sangat sederhana. Semua bulu di dekat siku dari salah satu sayap dibuang sehingga jaringan kulit yang cukup luas kelihatan sebagai tempat untuk penyuntikkan vaksin agar semua vaksin dapat dimasukkan pada ayam. Isi jarum vaksin dengan obat vaksin dan suntikkan pada jaringan kulit tersebut. Proses vaksinasi selesailah sudah. Yakinkan bahwa semua ayam yang belum pernah divaksinasi telah mendapat giliran.
Sistem ventilasi harus diatur sedemikian rupa sehingga udara di dalam kandang tidak terlalu panas atau terlalu lembab karena dapat menyebabkan stress pada ayam. Pada musim kemarau, perputaran udara harus ditingkatkan agar udara panas dalam kandang segera terganti dengan udara segar yang lebih dingin. Sedangkan pada musim hujan, perputaran udara harus dikurangi sampai pada tingkat yang cukup untuk tidak menimbulkan adanya kelembaban dan bibit penyakit. Singkirkan semua lapisan kotoran atau alas yang basah segera setelah terbentuk sehingga kandang tetap terpelihara dalam keadaan kering.
Apabila ayam betina telah berumur 16 minggu, cahaya di dalam kandang harus mulai diatur. Pemberian cahaya ini akan mempunyai pengaruh terhadap baik buruknya dalam memproduksi telurnya kelak. Induk ayam memerlukan cahaya yang konstan selama 16 sampai 17 jam tiap hari, kalau tidak terpenuhi maka mereka akan berhenti bertelur dan mulai mencabuti bulunya. Untuk mendapatkan cahaya yang konstant tiap hari, sumber cahaya listrik di dalam kandang bisa diatur dengan mempergunakan alat timer. Penjelasan tambahan mengenai pencahayaan pada induk ayam yang sedang bertelur dapat dimintakan pada penjual pakan ternak atau dinas peternakan setempat.
Tabel program vaksinasi untuk Leghorn
Umur Saat Divaksinasi Jenis Vaksinasi
Umur 1 hari Marek's
15 hari (1/2 dosis) Infectious Bursal
20 hari (1/2 dosis) Infectious Bursal
25 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek di pasar: Combo Vec. 30)
30 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek di pasar: Combo Vec. 30)
49 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek di pasar: Combo Vec. 30)
10 minggu Fowl Pox and Laryngotracheitis
(biasa dikenal sebagai LT)
12 minggu Combo Vec. 30
13 minggu Avian Encephalomyelitis
(biasa dikenal sebagai AE)
16 minggu New Castle
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik10.html
Pengelolaan Ayam Petelur
Pengelolaan ayam petelur yang baik adalah sangat penting untuk mempeoleh tingkat produksi telur yang tinggi. Apabila ayam petelur dipupuk sebagai sumber penghasilan yang menguntungkan, maka mereka harus tumbuh berkesinambungan sepanjang masa perkembangannya. Pedoman berikut ini dapat membantu dalam mensukseskan proses pertumbuhan dan perkembangan ayam petelur selama masa pertumbuhannya:
RUANGAN – Untuk setiap 100 ayam petelur harus memiliki ruang antara 25 m2 sampai 100 m2. Sediakan 0,2 sampai 0,3 m2 per ayam apabila dibiarkan tumbuh di luar kandang.
MAKANAN – Sediakan pakan penumbuh (growing mash) yang baik di depan ayam sepanjang waktu. Pakan yang komplit dari pabrik biasanya telah mengandung semua nutrisi yang diperlukan. Pengoplosan pakan dengan menambahkan pakan dari luar (misalnya jagung) dapat menyebabkan terjadinya ketidak-seimbangan yang pada akhirnya hasil yang diperoleh akan mengecewakan.
AIR – Pada masa pertumbuhannya ayam petelur akan banyak minum dan membutuhkan banyak air untuk menjaga pertumbuhan yang normal. Air harus tetap segar dan dingin.Air mancur dijaga agar senantiasa dalam keadaan yang baik dan selalu dibersihkan setiap hari.
PENEDUH – Pada musim panas, ayam petelur akan merasa lebih nyaman apabila diberi tempat meneduh.
PISAHKAN AYAM PETELUR MUDA DARI YANG LEBIH TUA – Ini akan menolong mengurangi kemungkinan menyebarnya penyakit dari induk ayam yang lebih tua ke yang lebih muda.
TEMPAT BERTEDUH – Sediakan satu tempat berteduh yang berukuran 3 x 4 meter untuk tiap 100 sampai 125 ayam petelur.
PENCEGAHAN PARASIT – Ayam petelur dapat terkena penyakit cacing. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, terdapat sejumlah obat yang dapat dipergunakan untuk mencegah parasit pada ayam yang datangnya dari dalam. Dengan pengelolaan dan sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi terjangkitnya parasit. Periksalah beberapa ayam petelur dari waktu ke waktu untuk parasit yang datangnya dari luar seperti kutu ayam.
LINDUNGI DARI MUSUHNYA – Yakinkan bahwa binatang pemangsa tidak dapat memasuki bangunan tempat ayam tidur di malam hari.
Saat ayam petelur sedang tumbuh adalah saat yang paling baik untuk membentuk berat tubuhnya yang baik, kuat dan penuh vitalitas. Saat yang paling kritis selama hidupnya ayam petelur adalah selama masa pertumbuhannya. Apabila Anda menginginkan ayam yang memberikan keuntungan, maka perhatikan bahwa mereka berkembang dengan baik selama masa pertumbuhannya.
Topik ini adalah topik yang terakhir dari seri "Cara memelihara ayam negeri". Selamat mencoba beternak ayam negeri, dan ada baiknya untuk yang pertama kali dimulai dengan jumlah ayam yang sedikit satu dan lain hal untuk membatasi jumlah kerugian apabila hasilnya menemui kegagalan.
Semoga sukses!
(IRS - 17/06/02)
Note: Tip ini dapat dicetak dan disebarluaskan tanpa meminta izin terlebih dahulu asalkan menyebut sumbernya: http://www.peternakan.com. Akan tetapi, tip tidak dibenarkan disalin sebagian atau seluruhnya untuk ditampilkan pada situs lain. Apabila tertarik sebaiknya di-link pada halaman situs ini yaitu http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik11.html
Thursday, December 13, 2007
REGULASI HORMON TERHADAP EKSPRESI GEN PADA AYAM HUTAN
© 2003 Digitized by USU digital library 1
MASITTA TANJUNG, S.Si.,M.Si.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi Biologi
Universitas Sumatera Utara
I. PENDAHULUAN
Dalam era industrialisasi salah satu upaya terobosan dalam meningkatkan
produksi dan efisiensi usaha termasuk usaha pertanian. Saat ini telah
berkembang rekayasa genetika yang akan memberikan harapan bagi industri
pertemakan, baik yang berkaitan dengan masalah produksi, pakan maupun medis
veteriner. Potensi pengembangan dan penerapan bioteknologi peternakan
tersebut sangat besar termasuk
Dalam dasawarsa terakhir ini peranan bioteknologi semakin hari semakin
bertambah besar yaitu dalam menunjang kegiatan pengembangan. Cakupan
bioteknologi cukup luas, baik yang baru dalam tahap penelitian maupun yang
sudah dapat diaplikasikan. Pada umumnya diasosiasikan sebagai rekayasa
genetika (genetic enginnering) dan biologi molekuler.
Penelitian dan pengembangan hormon dan produksi biologi lainnya
diarahkan untuk diagnosa dini baik untuk penyakit maupun untuk kebuntingan.
Aplikasi lain adalah untuk memacu pertumbuhan yang lebih cepat. Selain hormon
ada 3 bagian biologi yang akan diteliti dan dikembangkan, yaitu metabolik
sekunder, biokonversi dan analisis genetika.
Aplikasi bioteknologi dibidang peternakan yang sedang digarap meliputi 3
bagian utama yaitu bioteknologi produksi, bioteknologi pakan dan bioteknologi
molekuler, meliputi :
1. Bioteknologi reproduksi, seperti: inseminasi buatan, transfer embrio dan
rekayasa genetika meliputi 19 jenis ternak/hewan yang perlu dikembangkan.
2. Bioteknologi pakan ternak yang terdiri dari bioteknologi pakan hijau dan
konsentrat.
3. Bioteknologi molekuler dibidang kesehatan hewan dan produksi bahan vaksin
dan bahan obat (anti biotik, probiotik, immunoregulator hormon).
Reproduksi dan pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh hormon seperti
steroid maupun peptida. Dalam kemajuan, bidang rekayasa genetika sangat
dimungkinkan untuk mengisolasi gen target. Kloning gen target sangat dibantu
dengan adanya tehnik hibridisasi maupun amplikasi gen secara in vitro dengan
proses reaksi polimerase berantai (PCR). Untuk keperluan hibridisasi diperlukan
DNA pelacak (probe). Probe ini dapat berupa potongan gen yang mempunyai
aktivitas serupa atau dapat berupa oligunukleotida yang disintesa berdasarkan
informasi asam amino penyusun protein. Untuk teknik PCR diperlukan informasi
urutan asam nukleat yang mengapit gen target yang digunakan sebagai dasar
penyusun primer oligonukieotida dengan menggunakan DNA synthesizer.
Protein berperan dalam semua aktivitas kehidupan sebab protein terlibat
dalam setiap aspek kehidupan seperti katalis struktur, regulasi dan sebagainya
(Wiryosuhanto, dkk. 1993). Hormon yang juga mengandung protein, dan juga
akan berpengaruh pada pengaturan terhadap ekspresi gen, hal ini dapat
dipelajari pada beberapa jenis hewan, termasuk ayam hutan hijau (Gallus
varius).
Beberapa jenis ayam yang akan kita kenal sekarang ini berasal dari ayam
hutan sebagai nenek moyangnya. Sampai saat ini ayam hutan (species Gallus)
yang masih hidup ada 4 gallus, seperti Gallus varius (green jungle fowl), Gallus
gallus atau Gallus benkiva (red jungle fowl), Gallus lafayetti (ceylonese jungle
fowl) dan Gallus sonnerati (grey jungle fowl).
© 2003 Digitized by USU digital library 2
Gallus varius (green jungle fowl) yakni ayam hutan hijau yang masih
dapat dijumpai hidup di hutan-hutan pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, Jawa
Timur, Pulau Madura, Bali dan Lombok,
Tanda-tanda khas pada Gallus ini adalah sebagai berikut:
- Warna buill yang jantan dilapisi oleh lapisan hijau pada permukaan atasnya.
Oleh karena itu disebut juga green jungle fowl, sedangkan betina berwarna
coklat kekuning-kuningan.
- Jengggernya satu buah (single cowb) bentuknya licin tidak bergerigi pada
permukaan atas. .
- Fialnya satu helai yang terletak antara kedua belah tulang rawan
- Bulu ekor utama sebanyak 16 helai.
- Bulu leher ayam jantan bulat dan pendek-pendek.
- Kokoknya kedengaran seperti cek-ci -crek atau tidak Dada yang berbeda
(Mufarid, 1997).
Beberapa tahun yang lalu harga seekor ayam hutan tidak sebanding
dengan usaha penangkapannya. Pekerjaan yang dahulu hanya iseng-iseng
sekarang lain menjadi semiprofesional sebagai akibatnya beberapa ayam hutan di
pulau Jawa populasinya menurun, selanjutnya ayam hutan yang sempat dijual di
pasar dan sampai ke tangan pembeli atau pemelihara, biasanya tidak akan
berumur panjang. Hanya beberapa hari ada di rumah, ayam hutan ketakutan
betelur, luka pada sayap dan kepala, tidak mau makan dan akhirnya mati
(Mufarid, 1997).
Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan usaha pelestarian ayam
hutan, terutama ayam hutan hijau (Gallus varius), maka diperlukan pengkajian
yang mendalam untuk menelusuri kehidupannya. Dalam hal ini penulis mencoba
meninjau regulasi hormonal terhadap ekspresi gen ayam hutan hijau (Gallus
varius).
ll. REGULASI HORMON
Pengendalian, pengaturan clan koordinasi aktivitas gel, jaringan dan alat–
alat tubuh dilakukan oleh sistem saraf dan hormon. Meskipun fungsi saraf dan
hormon berbeda tetapi banyak kaitan yang terjadi antara sistem safar dan
hormon, misalnya ada beberapa kelenjar bersekresi hanya bila ada stimulus yang
terdapat di kelenjar seperti pada kelenjar adrenal bagian medula dan
neurohipofisa.
Baik vertebrata maupun invertebrata mempunyai jaringan khusus yang
mensekresikan zat pengatur yang langsung disalurkan ke dalam darah. Jaringan
khusus ini dikenal sebagai kelenjar endokrin, sedangkan zat pengatur yang
disekresikan di sebut hormon. Pada saat ini telah diketahui banyak hormon
bertindak sebagai messenger pertama yang merupakan seri dari messenger
berikutnya sehingga mengarah kepada adanya respon spesifik di gel target.
(Wulangi, 1989).
Sifat-sifat kimia hormon.
Hormon merupakan bahan kimia yang disekresikan ke dalam cairan tubuh
oleh satu sel atau sekelompok sel dan dapat mempengaruhi fisiologi sel-sel tubuh
lainnya. Sebahagian besar hormon disekresikan oleh kelenjar endokrin dan
selanjutnya ke dalam darah diangkut ke seluruh tubuh. Secara kimiawi hormon
dapat dibagi dalam 3 tipe dasar, Yaitu :
1. Hormon steroid; golongan ini merupakan struktur kimia yang mirip dengan
kolesterol dan sebagian besar tipe ini berasal dari kolesterol.
hormon steroid yang disekresikan oleh (a) korteks adrenal (kortisol
dan aldosteron), (b) ovarium (estrogen dan progesteron), (c) testis
(tertosteron) dan (d) plasenta (estrogen clan progesteron).
2. Derivat asam amino tirosin; ada 2 kelompok hormon yang merupakan derivat
asam amino tirosin yaitu tiroksi dan triiodotironin, merupakan bentuk
iodinisasi dari derivat tirosin, dan kedua hormon utama yang berasal dari
© 2003 Digitized by USU digital library 3
medula adrenal epenefrin dan norepinefrin, kedua-duanya merupakan
katekolamin yang berasal dari tirosin.
3. Protein atau peptida. Pada dasarnya semua hormon endokrin yang terpenting
dapat merupakan derivat protein, peptida atau derivat keduanya. Hormon
yang disekresikan kelenjar hipofisis anterior dapat merupakan molekul protein
atau polipeptida besar; hormon hipofisis posterior, hormon antidiuretik dan
oksitosisn merupakan peptida asam amino. Insulin, glukagon dan
parathormon merupakan polipeptida besar (Guyton, 1994).
Hormon yang disekresi oleh hipotalamus merupakan peptida-peptida
pendek yang mempunyai tiga sampai lima belas residu asam amino. Hormonhormon
ini dapat diisolasi dan diidentifikasi sesudah melalui penelitian selama
bertahun-tahun. Sebagai contoh 1 mg faktor hormon pelepas tirotropin yang
dapat diisolasi dari 4 ton jaringan yang mendapat hadiah nobel pada tahun 1977
(Lehninger, 1994).
Ada lima metode yang digunakan dalam studi hormon atas kelenjar
endokrin yaitu;
1. Ekstirpsasi kelenjar endokrin. Suatu alat tubuh dapat diidentifikasikan
mempunyai fungsi endokrin bila alat tubuh ini diambil atau di inaktifkan.
Misalnya dengan jalan diradiasi akan terjadi perubahan dalam struktur
maupun fungsinya, perubahan-perubahan akan hilang bila kita menyuntikan
hormon dari kelenjar yang normal atau bila kita menyuntikan hormon atau
translantasi dari jaringan kelenjar.
2. Metoda menyuntikan, dengan menyuntikan suatu hormon tertentu kita dapat
mengetahui pengaruhnya.
3. Metode klinik, dengan metode klinik dapat ditentukan hubungan tidak
berfungsinya tubuh dengan kelainan kelenjar.
4. Metode analitik, analisis perlu dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak
adanya hormon dalam darah, urin, saliva dan cairan tubuh.
5. Metode perunut zat radioaktif digunakan untuk melokasikan dan mencari jejak
hormon di dalam tubuh (Wulangi, 1989).
Mekanisme kerja hormon
Hormon endokrin hampir tidak pernah bekerja secara langsung pada
sistem intra selluler untuk mengatur berbagai reaksi kimia dalam sel. Hormon
mula-mula berikatan dengan reseptor hormon yang terdapat di permukaan gel
atau di dalam gel. Ikatan hormon dan reseptor memulai timbulnya rangkaian
reaksi kimia di dalam gel. Setiap reseptor sangat spesifik untuk satu macam
hormon. Keadaan inilah yang menentukan macam hormon yang akan bekerja
pada suatu jaringan tertentu. Jaringan target yang berpengaruh adalah jaringan
yang mempunyai reseptor spesifik (Guyton, 1994).
Pada umumnya lokasi reseptor dari berbagai macam hormon adalah
sebagai berikut;
- Pada membran sel, reseptor pada membran sangat khusus untuk hormon
golongan protein, peptida dan katekolamin.
- Di dalam sitoplasma, reseptor untuk berbagai hormon steroid dapat dijumpai
hampir semuanya di dalam sitoplasma.
- Di dalam inti, reseptor untuk hormon metabolisme tiroid (tiroksin dan
triiodotironin), ditemukan didalam inti, diduga terletak dalam hubungan langsung
dengan satu atau lebih kromosom.
Jumlah reseptor di dalam suatu sel target tidak konstan, sebab reseptor
protein ini akan rusak sendiri atau dengan mekanisme pembentukan protein di
dalam sel dapat terbentuk reseptor baru. Hormon steroid dan tiroksin mengubah
fungsi sel dengan cara mengaktifkan gen, tetapi dengan mekanisme yang sedikit
berbeda Hormon steroid merupakan hormon yang larut dalam lemak, sehingga
dengan mudah dapat menembus membran sel menuju ke sel target. Setelah
masuk ke dalam sel, hormon steroid mengadakan ikatan dengan reseptor yang
ada dalam sitoplasma membentuk hormon reseptor kompleks. Selanjutnya
© 2003 Digitized by USU digital library 4
hormon reseptor kompleks di translokasikan ke dalam nukleus dan mengadakan
interaksi dengan gen yang khusus. Gen yang diaktifkan kemudian membentuk
enzim yang penting untuk mengubah fungsi sel.
III. EKSPRESI GEN
Gen adalah sepotong DNA yang menyandikan rantai polipeptida dan RNA.
Tidak semua gen diekspresikan secara tepat dalam bentuk rantai polipeptida.
Beberapa gen menyandikan beberapa jenis RNA tranfer dan gen lain menyandi
berbagai jenis RNA ribosomal. Gen yang menyandi polipeptida dan RNA dikenal
sebagai gen struktural. Gen ini menentukan struktur beberapa produk akhir gen,
seperti suatu enzim atau RNA yang stabil. DNA juga mengandung segmen atau
urutan lain yang hanya menjalankan fungsi pengaturan (regulasi). Beberapa
diantara segmen pengatur menyusun isyarat yang menunjukkan awal dan akhir
gen struktural, yang lain berpartisipasi dalam memulai atau mengakhiri proses
transkripsi gen struktural. Jadi kromosom mengandung gen struktural dan urutan
pengatur (Lehninger, 1994).
Semua gen harus diekspresikan agar berfungsi. Tahap pertama dalam
ekspresi adalah transkripsi gen menjadi untaian RNA yang komplementer. Untuk
beberapa gen yang mengkode molekul tRNA dan rRNA transkripsi itu sendiri
merupakan molekul yang penting secara fungsional.
Untuk gen-gen lain transkripsi ditranslasi menjadi molekul protein.
Potongan gen yang tidak terdapat pada transkripsi disebut intron. Disamping
intron, lokasi titik permulaan dan titik akhir transkripsi sangat penting
diperhatikan. Kebanyakan transkrip tidak hanya merupakan kopi gen tetapi juga
daerah nukleotid pada kedua sisinya. Signal atau isyarat menentukan permulaan
dan akhir proses transkrip. Signal terletak dalam urutan polinukleotid pendek
yang mengatur kerja enzim polimerase yang menstranskrip.
Gambar 1. Beberapa hal yang penting dalam ekspresi gen
Kebanyakan metode analisis transkrip didasarkan kepada hibridisasi
antara transkrip RNA dengan pragmen DNA yang rnengandung gen bersangkutan
Pada hibridisasi asam nukleat, hibridisasi antara untai DNA komplernenter dengan
untai RNA terjadi sama cepatnya dengan hibridisasi antara molekul DNA untai
© 2003 Digitized by USU digital library 5
tunggal Hasil hibrid DNA-RNA dapat dianalisis dengan mikroskop elektron atau
dengan nuklease yang spesifik.
Pengamatan molekul asam nukleat dengan ME
Biasanya molekul DNA dicampur dengan protein seperti sitokrom misalnya
sitokrom c yang akan mengikat polinukleotid dan membungkusnya dalam lapisan
yang tebal. Molekul yang terbungkus ini harus diwarnai dengan uranil asetat atau
bahan padat elektron lain (Gambar 2). Jika gen mengandung intro maka daerah
untai DNA tidak akan memiliki homologi dengan transkrip RNA, sehingga tidak
terjadi pasangan basa. Sebaliknya akan terbentuk pelengkungan keluar (loop
out) yang memberikan gambaran khas pada pengamatan mikroskop elektron
(Gambar 3). Jumlah dan posisi lengkung tersebut akan sesuai dengan jumlah dan
posisi intron dalam gen. Informasi selanjutnya akan diperoleh dengan melakukan
perunutan gen dan mencari gambaran khas yang menandai batas-batas intron.
Analisa hibrid DNA-RNA dengan menggunakan nuklease
Hibrid DNA-RNA melibatkan penggunaan nuklease spesifik untuk untai
tunggal seperti nuklease S 1, ensim ini memecah DNA atau RNA untai tunggal,
termasuk daerah untai tunggal pada ujung molekul yang terutama beruntai
ganda atau pada hibrid DNA-RNA. Jika molekul DNA yang mengandung gen
dihibridisasi dengan transkrip RNAnya dan kemudian diberi nuklease S 1, maka
daerah untai tunggal DNA non hibrid pada tiap ujung hibrid akan didigesti
bersama-sama dengan intron yang melengkung keluar (Gambar 4).
Gambar 2. Preparasi molekul DNA dengan pengamatan ME
Gambar 3. Gambaran hibrio DNA-RNA antara gen yang mengandung intron
Fragmen DNA untai tunggal yang terlindung dari digesti nuklease S 1
dapat diambil kembali jika untai RNA dipecahkan dengan penambahan alkali.
Cara yang digunakan untuk mernilih fragmen restriksi yang membatasi
gen yang ditunjukkan pada Gambar 5. Fragmen Sau 3A yang mengandung
daerah yang membentuk kode 100 bp, bersama dengan urutan leader yang
© 2003 Digitized by USU digital library 6
mendahului gen dengan panjang 300 bp, telah diklon ke dalam vektor M 13 dan
didapatkan sebagai molekul untai tunggal. Sampel transkrip RNA ditambahkan
dan dibiarkan untuk bergabung dengan molekul DNA. Molekul DNA masih akan
merupakan untai tunggal, tetapi sekarang memiliki daerah kecil yang dilindungi
oleh transkrip RNA, kecuali daerah yang terlindungi semua akan didigesti oleh
nuklease S 1 dan RNA dipecah dengan alkali sehingga meninggalkan sebuah
fragmen DNA untai tunggal pendek.
Jika manipulasi tersebut diamati dengan seksama maka akan menjadi
jelas bahwa ukuran fragmen untai tunggal ini sesuai dengan jarak antara titik
permulaan transkrip dengan tempat Sau 3A sebelah kanan, oleh karena itu
ukuran fragmen untai tunggal tersebut ditentukan dengan elektroforesis dan
informasi ini digunakan untuk menandai titik permulaan transkrip pada urutan
DNA (Brown, 1991).
Gambar 4. Pengaruh nukleas S1 pada hibrid DNA-RNA
Gambar 5. Menentukan titik permulaan transkripsi
© 2003 Digitized by USU digital library 7
Pada tahun terakhir ini telah dikembangkan tekhnik manipulasi RNA,
termasuk cara untuk menentukan urutan RNA. Proses ini memberikan gambaran
dalam pengaturan ekspresi gen. Mengidentifikasi dan mempelajari produk
translasi gen yang diklonkan. Dua tehnik yang berhubungan yaitu Hybrid-Release
Translation (HRT) dan Hybrid-Arrest Translation (HART) digunakan untuk
identifikasi produk translasi yang dikode oleh gen yang diklonkan. Keduanya
tergantung pada kemampuan mRNA mumi untuk mengarahkan sintesa protein
dalam sistem translasi bebas sel (cell-free translation systeme). Sistem tersebut
merupakan ekstrak sel yang biasanya dibuat dari benih gandum atau retikulosit
kelinci, keduanya sangat aktif dalam sintesis protein serta mengandung ribosom,
tRNA dan molekul lain yang diperlukan untuk sintesa protein sampel mRNA
ditambahkan pada sistem translasi bebas sel bersama-sama dengan campuran 20
asam amino yang ditemukan pada protein yang satu diantaranya dilabel
(biasanya digunakan S32-metionin) molekul-molekul mRNA akan ditranslasi
menjadi campuran protein radioaktif yang dapat dipisahkan dengan elektroforesis
dan ditunjukkan dengan iiutodiograti (Gambal b). Tiap pita menunjukkan 1
protein yang dikodekan oleh salah satu molekul mRNA.
Gambar 6. Translasi babas sel
Analisa perbandingan DNA mitokondria pada jenis Gallus berbeda,
member gambaran perbedaan pada sekuen antara Gallus gallus seperti Gallus
sonnerati, Gallus varius clan Gallus lafayettei berturut-turut adalah 0,9%, 10,5%
clan 12,6%. Diasumsikan bahwa laju evolusi mtDNAnya adalah 3% per sejuta
tahun. Analisis mtDNA ini memberikan informasi tentang hubungan filogenik
maternal pada species Gallus (Munechika, et al. 1997). "
Mekanisme hormonan pada pengaturan ekspresi gen gel-gel mamalia
dipengaruhi oleh aktivitas cAMP, dimana c AMP berhubungan dengan pengaturan
sintesa enzim spesifik, seperti halnya pada bakteri. Mekanisme stimulasi sintesa
enzim spesifik seperti enzim steroid, hydrocortisone sama halnya dengan hormon
polipeptida seperti insulin. Perbedaan struktur dari hormon akan menunjukkan
mekanisme induksi enzim yang bebeda, seperti steroid yang diekspresi gennya
dimulai pada proses transkripsi dan insulin aktivitasnya dimulai pada tingkat post
transkripsi (Kenney, et al. 1973). Mekanisme regulasi dari lipoprotein lipase pada
© 2003 Digitized by USU digital library 8
tikut ditunjukkan pada tingkat translasi, namun tidak ada perubahan pada
mRNAnya (SafIari, et al. 1992).
Ekspresi gen untuk protein susu diatur oleh hormon growth factor dan
matriks ekstraselluler. Hormon prolaktin dan laktogen teraktifasi pada semua
tingkat. Ekspresi gen casein prolaktin meningkat pada tingkat transkripsi beta
casein gen dan stabil pada beta casein mRNA sedangkan hormon pertumbuhan
(somatotropin) pada alfa dan beta casein gen (Zwierzchowski, 1997).
Regulasi estrogen dan progesteron pada proses diferensiasi dan fungsional
dari oviduk ayam terfokus pada sintesa avolbumin. Mulai dari polipeptida tunggal
hingga 50% sampai 60% pada akhir diferensiasi. Proses yang dimulai dan
perubahan tekanan potensial untuk pemisahan elemen molekul yang
menyelubungi sintesa protein spesifik, termasuk polisom spesifik, rnRNA dan gen.
Langkah-langkah analisa regulasi antara transkripsi dan translasi pada mRNAs
spesifik seperti efek dari perkembangan dan variasi hormonal. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Interaksi hormon pada perkembangan dan fungsi oviduk ayam
Skema efek estrogen dan progesteron pada perkembangan dan fungsional
oviduk ayam, terlihat estrogen (pada ayam muda) mengalami diferensiasi
sitoplasma gel-gel kelenjar tubular pada waktu sintesa ovalbumin, di sebut
stimulasi primer. Jika diferensiasi terhenti maka sintesa ovalbumin juga terhenti.
lni menunjukkan bahwa gel-gel dalam keadaan toidak aktif disebut stimulasi
sekunder. Hal ini akan aktif kembali bila pada ribosom estrogen dan progesteron
diproduksi. Namun sebaliknya dapat juga terjadi dimana terbentuknya
progesteron dan estrogen akan menghalangi diferensiasi sitoplasma dan akhirnya
akan menggagalkan sintesa ovalbumin pada permukaan gel tetapi masingmasing
gel tetap mengalami perubahan bentuk (Kenney, et al. 1973)
IV. PENUTUP
Hormon merupakan bahan kimia yang disekresikan ke dalam cairan tubuh
oleh satu sel atau sekelompok sel dan dapat mempengaruhi fisiologi sel-sel
tubuh. Hormon akan bekerja sesuai dengan reseptornya. Masing-masing reseptor
pada sel berbeda-beda, ada yang terdapat pada membran sel, sitoplasma dan inti
sel. Di dalam inti akan diekspresikan sesuai dengan cetakan gennya.
Gen merupakan sepotong DNA yang akan menyandikan rantai polipeptida
dan RNA. Tidak semua gen diekspresikan secara tepat dalam bentuk polipeptida.
Ekspresi gen oleh masing-masing hormon akan menunjukkan tahapan yang
berbeda, hal ini tergantung pada struktur hormon tersebut.
© 2003 Digitized by USU digital library 9
V. DAFTAR PUSTAKA
Brown, T.A. 1991. Gene cloning an introduction (pengaturan kloning gene) S.A.
Muhammad, dkk. Yayasan Essentia Medica. Yogyakarta
Glick, B.R. and J.J. Pasternale. 1994. Molecular Biotechnology Principles and
Aplication of Recombinant DNA. ASM Pres.
Guyton, A.C.1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC.
Herrmann, K.M. and R.L. Somerville. 1983. Amino acid, Biosynthesis ang Genetic
Regulation. By Addison-Wessey Publishing Co. Inc.
Kenney, F; B.A. Hamkala; G.Favelulees and J.T. August. 1973. Gene Expression
and its Regulation. Plenum Press. New York.
Lehninger, A.L. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.
Mufarid, H. 1997. Beternak ayam hutan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Munechika, I; H. Suzuki and S.Wakana. 1997. Cmperative Analysis of the
Restriction Endonuclease Cleavage Pattern of Mitochondrial DNA in the
Genus Gallus. Poultry Science. Japan.
Safrari, B; J.M. Ong and P.A. Ken. 1992. Regulation of Adipsa Lipoprotein Lipase
Gen Expression by Thyroid Hormone in Rats. Depart. Of Medicine.
Davision of Endocrinology. USA.
Wiryosuhanto, S.D. dan S. Sudardjat. D. 1992. Aplikasi Kesehatan Hewan. Hasil
Semiloka Biotehnologi Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal
Peternakan. Dep. Pertanian. Jakarta.
Wulangi. K.S. 1989. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Erlangga. Jakarta.
Zwierzchowski, L. 1997. Recent Date ons the regulation of expression of milk
Protein Genes. Proceding of the Conference Commemorating the 40 th
anniversary of the Institute of Genetics and Animal Breeding. Poland.